Esposin, SOLO--Permintaan ketan di pasar melonjak tajam seusai bulan puasa. Harga ketan pun melambung karena stok ketan mulai menipis. Salah satu pedagang di Pasar Legi Solo, Hari Sutarti, mengatakan lonjakan permintaan mulai terjadi pascalibur Lebaran. Biasanya, ketan hanya laku 20 kilogram (kg)/ hari, akhir-akhir ini mampu menjual hingga 50 kg/hari.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Biasanya cuma sedikit, tapi sekarang ini bisa menjual sampai dua karung ketan atau sekitar 50 kg tiap hari,” ujarnya saat ditemui Esposin di kiosnya, Kamis (6/8/2015).
Pedagang yang lain, Ali Wiyono, mengatakan hal yang serupa dengan Hari. Menurutnya, kenaikan permintaan ketan dipicu banyaknya warga yang menikah saat Syawal. “Biasanya saat Syawal banyak yang menikah. Ketan ini kan jadi salah satu hidangan dalam acara hajatan sehingga permintaannya lagi banyak,” paparnya kepada Esposin di kiosnya, Kamis. Biasanya, ketan dimasak untuk dijadikan penganan, seperti wajik, jadah dan tape.
Saking banyaknya permintaan, ketan putih lokal saat ini sulit ditemui di pasar. “Ketan lokal putih sekarang kosong. Ya, sudah dua hari terakhir ini saya belum mendapatkan pasokan lagi,” katanya.
Harga ketan putih lokal juga sempat melambung. Biasanya, ketan putih lokal harganya Rp10.000/kg, kini naik menjadi Rp12.500/kg. Sebagai alternatif, warga masih bisa membeli ketan putih impor namun dengan harga yang lebih mahal, yakni Rp14.000/kg. Selain itu, pembeli juga mencampur ketan putih dengan ketan hitam. Ketan hitam lokal saat ini dijual seharga Rp11.500/kg hingga Rp12.500/kg.