Esposin, SOLO—Dinas Pendidikan Kota Solo terus mengebut pembangunan sekolah dasar negeri atau SDN yang merupakan tinggalan pemerintahan Orde Baru (Orba) melalui kebijakan SD Inpres.
Mengutip laman indonesia.go.id, SD Inpres merupakan kebijakan yang dikeluarkan Presiden Soeharto lewat Instruksi Presiden (Inpres) No 10 Tahun 1973 tentang Program Bantuan Pembangunan Sekolah Dasar.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Kebijakan itu dikeluarkan dengan semangat mewujudkan kesempatan yang sama atas pendidikan. Hingga periode 1993/1994 tercatat hampir 150 ribu unit SD Inpres telah dibangun.
Seiring dengan itu, ditempatkan pula lebih dari satu juta guru Inpres di sekolah-sekolah tersebut. Total dana yang dikeluarkan untuk program ini hingga akhir Pembangunan Jangka Panjang Tahap (PJPT) I mencapai hampir Rp6,5 triliun.
Pembangunan SD Inpres itu juga menyasar di perkampungan maupun perkotaan di Kota Solo. Kepala Disdik Solo, Dian Rineta mengatakan SD Inpres di Solo sudah ada sejak 1980-an sampai 1990-an. Bahkan kemungkinan ada yang lebih tua.
Sehingga, dia mengatakan kondisi bangunan SD Inpres tidak layak pakai. Sudah termakan usia. Komponen bangunan juga banyak yang rusak. Dian mengatakan SD Inpres menjadi prioritas renovasi.
“Harapan saya sebenarnya, karena kebanyakan SD kita itu rata-rata SD Inpres yang dibangun 1990, maka sudah waktunya renovasi,” kata dia kepada Esposin, Senin (29/7/2024).
Lantaran usia bangunan yang sudah terlalu tua, Dian mengatakan tidak cukup renovasi sebagian saja. Dia mengatakan perlu melakukan renovasi total dan mengganti bangunan dengan yang baru.
“Memang renovasi harapannya bukan hanya rehab ruang kelas, karena itu tidak menyembuhkan, karena usia sudah di atas 30 tahun,” kata dia.
Dia mengatakan akan terus mendorong pembangunan SD Inpres. Salah satunya yang sedang jalan adalah SDN Tugu Jebres Solo. Saat ini, pembangunan yang menghabiskan dana sampai Rp8 miliar itu sudah mulai masuk tahap dua dan ditargetkan selesai pada Oktober 2024.
Selain itu, dia mengatakan masih ada SD lain seperti SDN Begalon, SDN Madyotaman, SDN Joglo, dan lainnya. “Kami akan berusaha meyakinkan pimpinan-pimpinan, bahwa saat ini sudah waktunya renovasi besar, dan secara bertahap sekolah-sekolah akan dibangun ulang,” kata dia.