Esposin, JAKARTA — Tragedi kebakaran Depo Pertamina Plumpang di Koja, Jakarta Utara yang menewaskan sedikitnya 17 orang, Jumat (4/3/2023), diduga disebabkan gangguan teknis saat pengisian ulang bahan bakar minyak (BBM).
Dugaan itu disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo setelah penyidik Polda Metro Jaya melakukan serangkaian penyelidikan.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Kapolri seusai meninjau lokasi Pertamina Plumpang, Koja, Jakarta Utara, Sabtu (4/3/2023), menyebutkan BBM jenis Pertamax dibawa dari Kilang Pertamina Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, untuk disimpan di depo Pertamina Plumpang.
"Gangguan teknis terjadi pada saat pengisian menyebabkan adanya tekanan berlebih yang membuat depo Pertamina terbakar," kata Sigit seperti dikutip Esposin dari Antara.
Kapolri menjelaskan dugaan awal adanya gangguan teknis saat pengisian BBM yang menjadi titik awal penyebab kebakaran tersebut perlu untuk diselidiki lebih lanjut.
Tim gabungan dari Polda Metro Jaya dan Bareskrim melaksanakan olah TKP awal.
Untuk mendalami gangguan teknis, pihaknya akan menanyakan kepada saksi-saksi yang diperlukan mulai dari masyarakat hingga manajemen Depo Pertamina Plumpang, bahkan dari kalangan ahli.
"Sehingga menjadi satu kesimpulan terkait dengan penyebab terjadinya kebakaran," katanya seperti dikutip Esposin dari Antara.
Sementara itu, Pertamina mendukung kepolisian melakukan investigasi guna mendalami munculnya percikan api yang menyambar penampung BBM tersebut.
Komisaris PT Pertamina (Persero) Pahala Mansuri mengatakan Pertamina akan membantu Polri menginvestigasi secara mendalam terkait penyebab terbakarnya depo Pertamina Plumpang.
Namun hingga saat ini pihaknya masih belum dapat memastikan apa yang menjadi penyebab terbakarnya depo Pertamina tersebut.