Esposin, JAKARTA -- Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) mempersoalkan ekspansi bisnis Multi Terminal Indonesia (MTI)-anak usaha Pelindo II terkait pengadaan puluhan armada truk trailer dan mobil boks di Pelabuhan Tanjung Priok.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Ketua Umum DPP Aptrindo, Gemilang Tarigan, mengatakan PT Pelindo II selaku BUMN semestinya tidak merambah bisnis trucking yang sudah digeluti dunia usaha swasta di pelabuhan. Menurut dia, idealnya BUMN kepelabuhanan dapat bersinergi dengan operator swasta dalam menumbuhkan dan menggairahkan dunia usaha.
"Kami memprotes keras kalau Pelindo menggarap bisnis trucking meskipun hal itu melalui anak usahanya. Kami juga mempertanyakan komitmen manajemen PT Pelindo II yang sebelumnya menyatakan tidak akan pernah melakukan ekspansi bisnis angkutan darat atau trucking di Pelabuhan [Tanjung] Priok," ujarnya kepada Bisnis, Senin (30/11).
Gemilang mengatakan sepanjang tahun ini bisnis trucking di Tanjung Priok sedang lesu dan market pengangkutan anjlok hingga lebih dari 30%.
"Kami bukannya takut bersaing dengan armada truk milik Pelindo di Priok. Tetapi langkah ekspansi bisnis BUMN itu dalam mengadakan trucking sudah monopolistik, dan hal ini tidak boleh dibiarkan karena akan merusak tatanan kegiatan bisnis di pelabuhan," paparnya.
Pelindo II melalui anak usahanya PT MTI di Pelabuhan Tanjung Priok mengembangkan segmen usaha di bidang trucking berupa truk trailer dan mobil boks dengan investasi Rp38 miliar. Sekretaris Perusahaan PT MTI, Iwan Kurniawan, dalam keterangan persnya menyatakan pada tahap pertama perseroan sudah mendatangkan 20 truk trailer dan 20 unit mobil boks dengan ukuran bervariasi sebagai ekspansi bisnis.
Pengadaan truk oleh MTI itu juga untuk mendukung kegiatan Halal Hub Port yang akan dioperasikan tahun 2016 oleh perseroan.