by Redaksi - Espos.id News - Jumat, 6 Januari 2012 - 09:49 WIB
SOLO--Minat pendidik maupun mahasiswa di bidang penulisan karya tulis berbahasa Inggris dinilai masih minim. Mereka enggan mempelajari bidang tersebut lantaran dianggap rumit.
Hal itu diungkapkan Pembantu Dekan III Fakultas Tarbiyah dan Bahasa Institut Agama Islam Negeri (IAIN), Sujito, yang telah menyelesaikan pendidikan S3 Program Studi Linguistik di Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Kamis (5/1/2012). Dia mengatakan pelatihan penulisan karya ilmiah dengan menggunakan bahasa Inggris seharusnya bisa dipupuk sedari dini sehingga mahasiswa maupun dosen terbiasanya menyusun karya. Pengenalan ini bisa dimulai dari pemantapan bahasa Inggris, kajian karya ilmiah berbahasa asing, baru kemudian belajar mempraktikannya.
“Banyak yang tidak mau mempraktikannya padahal mereka mampu. Untuk bisa fasih melafalkan dan menuliskannya tidak bisa instan dan harus dipupuk sejak dini,” jelas dia saat dijumpai Esposin di Kantor Humas UNS, Kamis.
Sujinto membuktikan konsep tersebut dia menyusun disertasinya dengan menggunakan bahasa Inggris. Di UNS, karyanya yang berjudul The Effect Of Writing Instruction Orientation And Cognitive Style On Argumentative merupakan disertasi pertama yang disusun menggunakan bahasa Inggris. Sujinto mengungkapkan hal yang tersulit untuk penyusunan karya ini bukan terletak pada penyusunan karya yang menggunakan bahasa Inggris namun pada pengambilan sampel. Tak semua universitas yang memiliki jumlah mahasiswa yang sesuai dengan kebutuhannya.
(JIBI/SOLOPOS/Dina Ananti SS)