Jakarta--Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Oegroseno belum melihat ada keterkaitan antara kelompok bersenjata Serdang Bedagai dan jaringan teroris. Kapolda masih menilai para pelaku terkait perampokan Bank CIMB Niaga.
"Kalau saya berangkat dari TKP, mereka masih (terkait) kriminal. Kalau kaitan dengan teroris sulit," ujar Oegroseno, Senin (4/10).
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Menurut Oegro, tak mudah membuktikan keterlibatan kelompok bersenjata dengan teroris. Pihaknya mempersilakan Densus 88 memeriksa keterlibatan para pelaku.
"Kalau Densus mau periksa silakan. Yang jelas dari yang saya amati di TKP semuanya masih kita duga kuat terkait perampokan. Kalau terkait teroris biar Densus nanti yang membuktikannya," jelasnya.
Oegro menjelaskan dari keterangan pelaku hidup belum ditemukan indikasi mereka terkait teroris. Umumnya pelaku perampokan berprofesi sebagai buruh di Pelabuhan Belawan. "Ngakunya buruh. Ada juga yang pengangguran," ujarnya.
Terkait kemahiran pelaku menggunakan senjata, Oegro mengatakan itu bisa diperoleh dari latihan rutin. "Bisa saja si Taufik (otak perampokan) bikin tempat latihan di areal tambaknya. Di sana dia latihan loncat, nembak dan sebagainya. Yang mahir menggunakan senjata kan hanya 4 orang saja termasuk Taufik. Kalau lainnya hanya tukang bawa peluru dan magazen saja," tandasnya.
Ditemukannya senjata M-16 dari pelaku, lanjutnya, memperkuat dugaan kelompok bersenjata terkait perampokan CIMB Niaga, 18 Agustus lalu. Sebab senpi M-16 itu identik dengan senjata Briptu Immanuel Simanjutak yang dirampas perampok.
Sejak Sabtu (2/10), Polda Sumut dibantu TNI dan masyarakat berhasil menangkap sembilan anggota kelompok bersenjata di Serdang Bedagai, Sumut. Enam orang dinyatakan tewas terkena tembakan, tiga masih hidup. Saat ini polisi terus memburu lima anggota kelompok bersenjata lainnya yang masih bersembunyi.
dtc/try