Guru Besar Statistika Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogja, Prof Dedi Rosadi, menyampaikan prediksi akhir wabah Covid-19 di Indonesia. Dia menegaskan akhir pandemi sangat bergantung pada kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
“Kebijakan pemerintah dan kedisiplinan masyarakat terhadap protokol new normal adalah kunci untuk menghadang kenaikan rate penambahan pasien Covid-19,” terangnya dalam siaran pers seperti dikutip dari Detik.com, Senin (20/7/2020).
Bikin Heboh! Sabtu Malam Alun-Alun Utara Solo Digembok, Kenapa?
Dia menyampaikan prediksi akhir wabah Covid-19 di Indonesia bersama rekannya alumnus FMIPA UGM, Joko Kristadi, MSi dan Dr Fidelis Diponegoro. Mereka menyatakan ada kenaikan proyeksi kasus positif Covid-19 di akhir pandemi ketimbang estimasi sebelumnya pada Juni 2020. Hal itu diperoleh berdasarkan hasil tracing terakhir dan berbagai pendekatan pemodelan data-driven (berbasis pergerakan data).
Prediksi 1
Akhir pandemi Covid-19 di Indonesia di-prediksi terjadi pada November 2020. Prediksi diperoleh berdasarkan model hybird kompartemen SIR-Regesi-runtun-waktu. Adapun total kasus positif Covid-19 diprediksi mencapai 112.000.Ini Sosok Dita Leni Ravia, Remaja Cantik Bernama Unik dari Gunungkidul
Prediksi 2
Sementara berdasarkan analisis model Probabilistic Dara Driven Model, puncak pandemi terjadi Juli hingga akhir Agustus 2020. Pandemi diprediksi berakhir pada Februari 2021 dengan total kasus positif mencapai 227.000.Berdasarkan prediksi tersebut Dedi mengatakan angka penularan (Rt) Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir masih di atas 1, yakni 1,08. Angka ini menunjukkan penularan lokal wajib diwaspadai, terutama di wilayah yang menjadi episenter.
Tung Pang Cycling, Pesepeda Seksi yang Foto-Fotonya Bikin Ngilu
Pelonggaran
Selain itu kebijakan pelonggaran dan penerapan new normal di Indonesia justru menunjukkan peningkatan jumlah pasien Covid-19. Dedi juga menyebut perlu adanya pengendalian persebaran wabah yang lebih optimal di wilayah episenter seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, serta Kalimantan Selatan.Pengendalian yang dimaksud adalah menggencarkan tiga T, yakni tracing, test, dan treatment. Selain itu masyarakat juga harus disiplin agar kurva kasus positif Covid-19 di Indonesia segera melandai dan mencapai akhir lebih cepat dari prediksi.