?Menurutnya, selama ini penggunaan sumber daya alam untuk energi di dalam negeri cukup boros. Akibatnya, impor pun harus dilakukan untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumsi domestik.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
"Dipakai dulu di dalam negeri dengan harga pasar yang sama dengan luar negeri sehingga keuntungan masih bisa didapat. Saya yakin industri dalam negeri mampu menggunakannya," ujarnya saat berdialoog dengan tokoh masyarakat Kaltim, Jumat (27/6/2014).
?Permasalahan energi di dalam negeri memang sudah mulai tampak. Energi listrik, misalnya, menjadi masalah yang juga terjadi di Indonesia seperti Balikpapan, Riau, Medan dan Jakarta.
"Dulu, waktu saya jadi wapres saya sudah programkan tiap tiga tahun harus diban?gun pembangkit 10.000 MW. Ini untuk mengimbangi pertumbuhan kebutuhan daya listrik yang mencapai 15% per tahun," tuturnya.
?Dia menambahkan perlu pemimpin yang tegas untuk bisa menyelesaikan permasalahan ini. Tegas, katanya, tidak berarti marah atau keras. Namun, tegas adalah berani mengambil keputusan pada situasi yang tepat.
Pedalaman
Sebelumnya, Jusuf Kalla dituntut untuk mewujudkan pemerataan ekonomi, kualitas pendidikan dan kesehatan utamanya pada masyarakat yang berada di pedalaman dan perbatasan.
Ketua Forum Dayak Menggugat Rama A. Asia mengatakan selama ini pemerataan ekonom?i, kualitas pendidikan dan kesehatan masih belum dirasakan masyarakat pedalaman dan perbatasan. Rama meminta program yang disusun oleh cawapres dari Jokowi itu bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
"Kami khawatir Kartu Indonesia Pintar dan Kartu Indonesia Sehat hanya di perkotaan saja. Kami ingin agar ada pemerataan," ujarnya saat berdialog dengan JK, Jumat (27/6/2014).
Selain itu, Rama juga meminta agar perimbangan keuangan di Kaltim minimal porsinya sama dengan yang dimiliki oleh pemerintah pusat. Dana tersebut nantinya bisa dimanfaatkan untuk membangun daerah.
Jusuf Kalla mengatakan hal tersebut akan menjadi masukan bagi dirinya dan Jokowi ketika terpilih nanti. ?