Sempat muncul spekulasi pengumuman daftar pembantu presiden dan wakil presiden Jokowi-JK itu bakal tertunda mengingat sebagian nama itu mendapat tanda merah dan kuning dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Namun, intensifnya pemanggilan tokoh nasional ke Istana menyusut keraguan jadwal pengumuman Kabinet jokowi-JK.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Namun kala pelbagai spekulasi itu coba dimintakan kepastian dari mantan KSAD Ryamizard Ryacudu, lelaki itu enggan berkomentar, termasuk tentang spekulasi namanya masuk dalam kabinet Jokowi-JK. Ia mengaku kapok namanya disebut-sebuat akan menduduki jabatan tertentu namun ternyata tidak jadi.
Sebelum kabinet diumumkan, Ryamizard menyatakan tidak akan berkomentar terkait jabatan apapun. "Sebelum diumumkan tidak bicara. Kamu tahu dulu saya sudah jadi panglima TNI [terus] dibatalkan. Itu pengalaman," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.
Meski demikian, ia membantah trauma bicara tentang jabatan sebelum diumumkan presiden, kalaupun tidak jadi apa-apa tidak akan jadi masalah. "Bukan trauma, dari dulu saya ndak macam-macam. Ndak jadi enggak apa-apa juga."
Ryamizard menemani mantan Kepala BIN Hendropriyono bertemu Presiden Joko Widodo. Mereka tidak membicarakan soal menteri di Istana Merdeka. "Saya enggak pernah bohong, bukan ngomongin itu [menteri]," jelas Ryamizard.