Esposin, JAKARTA -- Kembalinya Arcandra Tahar di Kementerian ESDM sebagai Wakil Menteri (Wamen) membuat sejumlah pihak bertanya-tanya. Pasalnya, sepanjang masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), tidak ada satupun menteri yang memiliki wakil.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Pengamat energi Fabby Tumiwa menduga munculnya posisi Wamen ESDM hanya untuk mengakomodasi Arcandra Tahar agar bisa kembali ke Kabinet Kerja.
“Posisi wamen (wakil menteri) memang sepertinya untuk mengakomodasi Archandra yang didukung oleh sejumlah orang dekat Presiden. Mengingat penolakan AT [Arcandra Tahar] cukup keras, Presiden akhirnya membuat posisi wamen,” ujar Fabby saat dihubungi Bisnis/JIBI, Jumat (14/10/2016).
“Saya justru terkejut dengan pengadaan posisi Wamen. Apakah memang dibutuhkan? Kalaupun diperlukan, apakah Arcandra layak atau tepat menduduki posisi ini? Mengingat kredibilitasnya sangat jatuh di mata stakeholder energi. Ini akan jadi beban di masa depan,” lanjutnya. Baca juga: Pesan JK: Jonan Harus Belajar Banyak Soal ESDM.
Terlepas dari kabar Arcandra yang kembali duduk di kabinet, Fabby memandang meski Jonan tidak memiliki pengalaman di bidang energi, namun dia memiliki kredibilitas dan integritas yang cukup baik. Tak hanya itu, mantan Menteri Perhubungan itu dianggap tidak memiliki konflik kepentingan dengan sektor ESDM.
“Paling tidak ada harapan tata kelola sektor ESDM bisa lebih baik. Mungkin ini yang dipandang Presiden sebagai aset untuk mengimbangi sosok Arcandra yang sebenarnya kurang diterima oleh stakeholder,” paparnya. Baca juga: Jabatan Khusus untuk Arcandra Tahar
Senada, peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro mengimbau agar Presiden Jokowi lebih transparan dalam melakukan perekrutan calon-calon menteri. Menurutnya, jangan sampai publik menduga ada kepentingan khusus yang diinginkan oleh Presiden dari sosok Arcandra Tahar.
“Ada apa di balik kengototan merekrut Arcandra sebagai Wakil