SOLO--Bebas berekspresi menjadi alasan Jokowi menyukai musik rock. Beda halnya jenis musik lain yang kadang mengenal “aturan” rock bagi Jokowi sebagai media untuk meluapkan ekspresinya.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Saat menyaksikan konser musik rock, penonton bebas berekspresi apa saja. Loncat-loncat, geleng-geleng kepala (headbang), teriak-teriak hingga jumpalitan.
Pun halnya dengan pakaian yang dikenakan. Tak ada batasan dan tak ada aturan.
“Beda halnya kalau kita nonton konser musik klasik. Harus pakai tuksedo pakaian rapi duduk tenang. Nonton rock terserah kita mau pakai apa. Itulah yang membuat saya suka musik keras,” ujar bapak tiga putera ini kepada Esposin, suatu sore di September tahun lalu.
Saat masih duduk di bangku SMA dan kuliah, Jokowi tak sungkan ikut berjingkrak-jingkrak mengikuti irama musik kala nonton konser.
Sikap “bebas” itu agak dia rem, saat menjabat sebagai Walikota Solo. “Takut ketangkap kamera,” ujarnya.
Sebagai gambaran saat nonton konser Linkin Park tahun lalu di Jakarta. Dia berusaha menyembunyikan wajahnya dari beberapa sorotan kamera.
“Waktu itu saya sudah berusaha tak memberi tahu siapa pun saya nonton Linkin Park. Tapi ya ketahuan juga, beberapa kamera televisi dan media berusaha motret saya, tapi saya delik-delik,” ujarnya terkekeh-kekeh.
Bagi Jokowi beragam jenis aliran musik rock dari mulai heavy metal hingga rock alternative tetap disukainya. Menurutnya, genre atau aliran rock tersebut hanyalah variasi atau beragam jenis aliran musik rock yang justru semakin memperkaya musik rock itu sendiri. Dia tak mengidolakan khusus salah satu jenis musik rock. “Rock is rock, apapun itu saya tetap suka,” tandasnya. ( Bersambung
BACA
Jokowi Gubernur Ngerock (I): Salam Tiga Jari Bang Joko
Jokowi Gubernur Ngerock (II): Tak Mau Foto Berambut Gondrong Diekspose
Jokowi Gubernur Ngerock (IV): Ngefans Lirik Starway To Heaven