Jokowi diolok-olok oleh para buruh itu sebagai Gubernur Topeng Monyet, gara-gara satuan kerja pemerintah daerah (SKPD) setempat yang mengurusi hal itu bergerak tepat menyelamatkan primata-primata tersiksa yang dilibatkan dalam pertunjukan topeng monyet. Seperti kerap diberitakan, monyet-monyet itu disiksa dengan kejam saat dilatih tampil dalam pertunjukkan yang mengeksploitasi tingkah jenaka mereka itu.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Lalu bagaimana sikap Jokowi atas cacian kalangan buruh itu? Laman aneka berita, Merdeka.com, Selasa (12/11/2013), menyebutkan Gubernur Jokowi bersikap datar menanggapi tudingan dirinya sebagai Gubernur Topeng Monyet. Jokowi mengaku tidak mempermasalahkan sebutan yang disematkan para buruh yang menganggap dirinya lebih serius mengurusi topeng monyet ketimbang kesejahteraan buruh.
Seperti diberitakan sebelumnya, para buruh itu menuntut Jokowi merevisi upah minimum provinsi (UMP) tahun depan yang ditetapkan sebesar Rp 2,441 juta. Demi memaksakan kehendak mereka, para buruh itu bahkan mencaci makin hasil kerja positif SKPD Pemprov DKI Jakarta yang sama sekali tak terkait dengan urusan upah buruh.
Menurut Jojkowi, sebutan tersebut merupakan suatu konsekuensi logis dari langkah Pemprov DKI Jakarta menertibkan topeng monyet. Diingatkannya, monyet sering membawa penyakit. Bahkan, menurut dia, penyebaran penyakit oleh monyet lebih terasa ketimbang binatang lain. Itulah pasalnya, Jokowi sebagaimana dikutip Liputan6.com, bertekad mendukung langkah jajarannya melanjutkan penertiban dan razia tukang topeng monyet.
"Ini [penertiban topeng monyet] akan terus kita lanjutkan, meskipun ada yang bilang, Jokowi Gubernur Monyet, ndak apa-apa, itu konsekuesi keputusan dan kebijakan. Enggak apa-apa, demo-demo yang teriak seperti itu," ujar dia di Balaikota, Jakarta, Selasa.
Laman Merdeka.com, mencatat Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal sebelumnya mengancam menggugat keputusan Gubernur DKI tersebut. Said dalam kesempatan yang sama juga sempat membandingkan angka yang dialokasikan kepada topeng monyet jauh lebih tinggi dibandingkan kepada buruh. "Jokowi telah menyebar badai kepada buruh. Serius mengurusi topeng monyet tetapi tidak kepada buruh," tuding Said.