Esposin, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Gerindra, Suhardi, mengatakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), sebaiknya mundur dari jabatannya untuk memfokuskan diri sebagai capres dari PDIP.
“Saya rasa tidak elok kalau dia merangkap pekerjaan sebagai Gubernur sekaligus Capres dari suatu partai, karena itu sebaiknya dia mundur dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta,” kata Suhardi kepada Bisnis, Jumat (14/3).
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Mengenai status kadernya yang menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, yang berpeluang besar untuk menggantikan posisi Jokowi sebagai Gubernur, Suhardi mengatakan pihaknya belum mengadakan pertemuan dengan Ahok. “ Kami belum memikirkan soal itu [pergantian Gubernur], kami juga belum menanyakan kesiapan Ahok,” ucapnya.
Selain itu, menanggapi wacana menjadikan Ahok sebagai pendamping Prabowo untuk maju dalam pencapresan. Suhardi mengatakan Gerindra baru akan memutuskan mengenai siapa yang akan menjadi pendamping Prabowo seusai Pemilu Legislatif (Pileg).
“Belum ada pembicaraan soal pendamping Prabowo. Kalau Ahok, dia masih bekerja di DKI Jakarta, biarkan saja dia fokus pada kerjannya terlebih dulu, seusai Pileg baru dibicarakan lagi,” ujarnya.
Suhardi menegaskan bahwa pencapresan Jokowi ini tidak akan berpengaruh terhadap dukungan Partai Gerindra kepada Prabowo Subianto sebagai Capres. Dia juga memprediksi bahwa hal ini tidak akan mengganggu elektabilitas Prabowo.
Seperti diketahui, PDIP yang dipimin oleh Megawati Soekarnoputri secara resmi telah mengumumkan nama Jokowi sebagai calon presiden (Capres). Megawati selaku Ketua Umum menyatakan mendukung Jokowi sebagai Capres dan memberikan mandat agar Jokowi sebagai capres dapat menjaga NKRI, Pilar Kebangsaan, UUD 45, dan Pancasila.
Selain itu, Mega juga meminta Jokowi untuk menjalankan Tri Sakti dalam mengambil keputusan politik. Jokowi juga diperintahkan untuk mempertimbangkan kesejahteraan rakyat dalam setiap keputusan politiknya.