Esposin, TANGERANG -- Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengakui penunjukan Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam reshuffle Kabinet Kerja terlalu cepat.
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Hal itu disampaikan JK menanggapi polemik status Arcandra yang disebut-sebut berkewarganegaraan Amerika Serikat (JK) dan tak sesuai aturan dalam pengangkatan sebagai pembantu presiden.
"Mungkin kemarin terlalu cepat sehingga penyelesaian administratifnya perlu diperbaiki," ujarnya di sela peninjauan Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta, Senin (15/8/2016).
Kendati demikian, menurut dia, dalam suatu tindakan tentu harus juga mendahulukan tujuan, termasuk pula halnya dengan proses penunjukan menteri kali ini. Selanjutnya, hal yang bisa dilakukan ialah memperbaiki prosedur, dalam hal ini ialah ketentuan administratif.
"Tujuannya ialah bagaimana tenaga anak muda Indonesia yang baik dan mempunyai kemampuan di luar negeri bisa kembali ke dalam negeri. Bahwa dibutuhkan penyesuaian administratif, iya," tegasnya. Baca juga: Luhut Bantah Terlibat, Inilah Asal-Usul Masuknya Arcandra Tahar.
Terkait hasil penilaian administratif kewarganegaraan, dia mengaku menyerahkan sepenuhnya kepada Sekretariat Negara dan Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia untuk menyelesaikannya.
Diberitakan Esposin sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi memberhentikan Arcandra Tahar dari posisinya sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
Keputusan itu sekaligus menjadi tanda bahwa pemerintah mengakui Arcandra Tahar memiliki kewarganegaraan AS atau berpaspor AS. Uniknya, pengumuman keputusan pencopotan Arcandra ini tak dilakukan sendiri oleh Jokowi, melainkan melalui Mensesneg Pratikno.
"Menyikapi pertanyaan publik tentang status kewarganegaraan Menteri ESDM Arcandra Tahar, dan setelah memperoleh informasi berbagai sumber, Presiden memutuskan memberhentikan Arcandra Tahar dari posisinya sebagai Menteri ESDM dan menunjuk Saudara Luhut Binsar Pandjaitan dari Menko Kemaritiman sebagai plt. Menteri ESDM sampai diangkatnya menteri ESDM definitif," terang Pratikno dalam konferensi pers di Istana, Jakarta, Senin (15/8/2016).