Jakarta--Perdana Menteri Jepang yang baru Naoto Kan mengatakan dirinya akan segera memperbaiki kebijakan fiskal di negaranya untuk mengurangi jumlah utang yang mulai mengggunung. Jepang mulai pusing terhadap jumlah utangnya setelah munculnya krisis utang di Yunani.
"Jumlah utang di negara kami sangat besar. Kondisi keuangan pemerintah makin parah dibandingkan negara maju lain," katanya seperti dikutip dari AFP, Sabtu (12/6).
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
Besarnya beban utang negeri Bunga Sakura ini adalah karena besarnya dana stimulus dan insentif pajak dalam 10 tahun terakhir. Bahkan jumlah utang Jepang saat ini sudah menekati dua kali lipat dari PDB-nya, karena memaksa pemerintah untuk menerbitkan obligasi terus menerus untuk membayar belanja yang besar.
"Sulit untuk melanjutkan kebijakan fiskal dengan sangat mengandalkan penerbitan obligasi pemerintah," kata Kan yang juga mantan Menteri Keuangan Jepang.
Di masa lalu, Kan pernah mengajukan rencananya untuk meningkatkan tarif pajak penjualan di Jepang, meskipun rencana tersebut saat ini sedang tidak populer di tengah pelaksanaan majelis tinggi Jpeang pada 11 Juli.
"Tidak bisa dihindari lagi untuk melakukan reformasi total pada sistem perpajakan," tegas Kan.
Kan mengatakan, jika kebijakan utang ini tidak ditahan, maka total utang Jepang akan mencapai 200% dari PDB dalam beberapa tahun ke depan.
dtc/isw