Esposin, SOLO -- Jelang Idul Adha pasokan sapi di Solo aman seiring dengan mulai masuknya sapi impor. Oleh karena itu, sapi lokal yang dikirim ke Jakarta sangat terbatas sehingga stok sapi lokal tidak terganggu.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Pedagang sapi, Suroto, menuturkan saat ini sudah banyak konsumen yang mencari sapi. Namun kebanyakan masih survei untuk mengetahui kisaran harga karena untuk kurban sapi biasanya iuran. Suroto mengatakan mengenai harga sapi, sejak setelah Lebaran lalu mulai merangkak naik. Bahkan saat ini kenaikan mencapai 25%.
“Harga ini akan terus ada kenaikan dan H-10 Idul Adha kenaikan harga akan terjadi sangat signifikan bahkan bisa mencapai 40%. Hal tersebut karena pada waktu itu, biasanya permintaan tinggi,” ujarnya kepada wartawan, Kamis (12/9/2013).
Dia menuturkan, konsumen tidak membeli sapi jauh-jauh hari karena biasanya enggan untuk merawat dalam jangka waktu yang lama sebelum Hari Raya Kurban. Oleh karena itu, pada H-10 biasanya permintaan meningkat tajam. Dia mengatakan sapi yang dicari saat ini dikisaran harga Rp12 juta per ekor.
Suroto menyampaikan biasanya dia kulak sapi di daerah Blora, Grobogan, dan Jatim sedangkan pemasaran mencakup daerah Soloraya.
Sementara itu, Pengusaha Daging Sapi Lembu Katon, Sri Hayu, menuturkan meski harga sapi merangkak naik, harga daging masih stabil. Dia menuturkan harga timbang hidup satu kilogram sapi senilai Rp36.000. Sri mengatakan pasokan tahun ini lebih baik dari pada tahun sebelumnya. Hal ini karena dulu ada batasan impor sapi sehingga daerah-daerah di luar Pulau Jawa juga ikut membeli sapi di Jawa dan menyebabkan pasokan menipis.
Sri mengatakan secara spesifik tidak menjual sapi namun apabila ada yang berminat, pihaknya siap melayani. Pasalnya dalam sepekan pihaknya biasa membeli 40 ekor sapi.