Esposin, JAKARTA -- Presiden melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM, di Istana Negara, Jumat (14/10/2016) siang.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Posisi baru Arcandra Tahar ini cukup jadi sorotan. Pasalnya, sebelum dilantik hari ini, Arcandra sempat menjabat sebagai Menteri ESDM selama 19 hari, sebelum akhirnya diberhentikan setelah isu dwikewarganegaraan merebak. Artinya, Arcandra sempat merasakan posisi yang lebih tinggi dari jabatan saat ini.
Menanggapi downgrade posisi jabatan, Arcandra menyatakan bahwa dirinya siap ditempatkan di mana saja untuk berkontribusi dalam pemerintahan. “Di mana pun saya ditempatkan, ini keputusan baik yang diambil Pak Presiden. Apa yang diberikan ke saya akan saya jalankan dengan baik,” katanya, seusai pelantikan di Istana Negara, Jumat (14/10/2016).
Dia menambahkan bahwa ini adalah risiko yang harus dia ambil saat kembali ke Indonesia. “Ini konsekuensi sebagai orang Indonesia, bersedia untuk pulang mengabdi ke warga negara.”
Arcandra menilai bahwa persoalan kewarganegaraan ganda yang membelitnya sudah selesai. “Saya kira semua persoalannya sudah diselesaikan, saya sekarang dilantik Pak Presiden,” jelasnya.
Soal nomenklatur Wakil Menteri ESDM yang sebelumnya tidak ada namun kini dijabat oleh dirinya, dia hanya menyebutnya sebagai kewenangan Presiden. “Presiden punya pertimbangan khusus mengenai Kementerian ESDM ini, sebagai warga negara, kalau ada nomenklatur wamen, tentunya saya harus mendukung apa yang harus diputuskan Pak Presiden,” jelasnya.
Bersama Jonan, Arcandra menyatakan akan bekerja sama untuk merevitalisasi sektor energi di Indonesia. “Dalam hal ini kita butuh figur Pak Jonan dan saya sepenuhnya akan dukung Pak Jonan dalam mendukung tugas-tugasnya,” jelasnya.