Esposin, SOLO — Kursi bentuk drum yang terbuat dari kardus bekas wadah obat sedang marak dijadikan kursi oleh pelaku kuliner dan kafe-kafe. Bagi Anda yang ingin menghias rumah dengan furnitur itu mudah kok mendapatkannya. Info belanja menghadirkannya.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Salah satu tempat yang menjualnya yakni di Pasar Kabangan Solo. Salah satu penjual drum bekas di pasar tersebut, Tarno, mengatakan tren penjualan drum kardus bekas tersebut meningkat sejak awal tahun.
Dalam dua hari, dia mampu menjual minimal 20 buah drum kardus bekas wadah parasetamol tersebut. Padahal, tahun-tahun sebelumnya, belum tentu drum tersebut laku satu dalam sepekan.
“Saya tidak menduga akan selaris ini. Biasanya drum tersebut dibeli oleh peternak untuk wadah pakan unggas. Tapi kini pembelinya dari kalangan pelaku usaha kuliner yang digunakan untuk kursi,” terang dia saat berbincang dengan Esposin di kiosnya, Senin (17/10/2016).
Pembelinya pun juga tak hanya berasal dari Solo, namun seluruh Soloraya. Bahkan Tarno mengaku pernah mengirim beberapa truk yang penuh drum kardus bekas ke salah satu pembeli di Madiun. Pembeli dari Madiun tersebut masih mengoper drum-drum kardus bekas tersebut ke beberapa lokasi.
Selain itu harga jualnya turut serta ia naikkan. Sebelum ramai, Tarno hanya mematok harga Rp5.000 untuk satu buah drum kardus bekas. Namun setelah marak dicari, dia menaikkan harga menjadi Rp25.000 untuk satu buah drum kardus bekas.
“Harganya juga naik dari tingkat pemasok. Mereka [pemasok] juga pintar melihat keadaan. Tahu kalau drum bekas ini sedang banyak dicari, mereka juga menaikkan harganya,” imbuhnya.
Dia mengaku mendapatkan drum-drum bekas tersebut dari gudang farmasi yang terletak di Palur. Tarno juga menjual bermacam jenis drum bekas seperti drum tandon air, jeriken, dan ember. Namun penjualan jenis drum selian drum kardus bekas masih sepi.
Di sisi lain, pedagang drum bekas di pasar tersebut, Waluyo, mengatakan penjualan drum plastik bekasnya sedang sepi. Penyebabnya adalah hujan yang terus turun di wilayah Soloraya. “Kalau ramai itu pas musim kemarau, soalnya drum-drum plastik ini digunakan untuk wadah air. Tapi musim kemarau tahun ini berbeda, soalnya hujan terus turun, sehingga penjualan drum bekas saya jadi sepi sepanjang tahun,” kata dia.
Saat sedang ramai, Waluyo mengaku bisa menjual lebih dari 50 buah drum plastik bekas dalam sepekan. namun saat sedang sepi seperti sekarang, penjualannya menurun jadi 30 buah drum plastik dalam sepekan.