Esposin, KARANGANYAR -- Jenazah Francisca Nila Agustin, satu-satunya warga sipil ikut dalam penerbangan helikopter yang jatuh di Dusun Kowang, Taman Martani, Kalasan, Sleman, Jumat (8/7/2016) kemarin, dimakamkan di Kradenan, Blulukan, Colomadu, Karanganyar, Sabtu (9/7/2016) pukul 13.30 WIB. Petinggi Kodam IV Diponegoro juga hadir di pemakaman.
Promosi Kisah Klaster Usaha Telur Asin Abinisa, Omzet Meningkat Berkat Pemberdayaan BRI
Prosesi pemakaman Francisca diiringi isak tangis keluarga. Ayah Fransisca, yaitu Sri Mardjono, tampak syok. Pemakaman Fransisca molor dari waktu yang dijadwalkan karena menunggu kedatangan kakaknya yang juga anggota TNI AU, Ari Isma Adi Candra, di NTT. Ari yang tiba di rumah duka di Dukuh Kradenan, Dusun Serangan, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Karanganyar, kira-kira pukul 13.10 WIB langsung berlari.
Tanpa menghiraukan takziah yang memenuhi rumahnya, kakak Francisca langsung menerobos masuk ke rumah. Tangis pun pecah ketika dia berada di dekat peti jenazah adiknya. Baca juga: Inilah Cerita Saat Fransisca Diajak Temannya Naik Heli.
Ibu korban, Sri Widarni, yang ada di dekat peti jenazah juga tak kuasa menahan kesedihan. Berulang kali ibu kandung Fransisca ini jatuh pingsan karena tak kuasa melepas kepergian salah satu buah hatinya. Karena itu Widarni disarankan tidak ikut ke permakaman.
Sementara itu, Kasdam IV Diponegoro Brigjen TNI Joni Supriyanto yang hadir pada permakaman Fransisca ketika ditanya tentang keberadaan warga sipil yang ikut pada penerbangan di helikopter, menolak menjelaskan. "Apalagi yang harus saya jelaskan. Kan itu semua sudah dijelaskan Kadispen, jadi sudah jelas," kata Joni seusai pemakaman Fransisca.
Namun, dia memastikan akan ada evaluasi sehingga muncul kejelasan soal ketentuan penumpang yang ikut naik pesawat militer. "Pasti akan ada evaluasi," katanya. Menurut dia, penyelidikan untuk mengetahui apa penyebab jatuhnya helikopter sudah diambil alih oleh Mabes TNI AD.