Esposin,JAKARTA—Tiga belas hari menjelang Pilpres 9 Juli, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) melansir survei terbaru mengenai pemilih yang masih 'galau' yang diyakini menjadi penentu kemenangan salah satu kandidat, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa atau Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Pemilih galau adalah pemilih yang belum menentukan pilihannya (swing voters) dan pemilih yang mengaku akan mendukung salah satu pasangan tapi bisa saja berubah pikiran menjelang Pilpres 9 Juli.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Hasil survei tersebut menemukan Jokowi-JK dipilih oleh 45% masyarakat, namun 8,1% didalamnya mengaku masih bisa berubah fikiran. Sedangkan Prabowo-Hatta didukung oleh 38,7% suara, namun 7,8% didalamnya menyatakan masih mungkin ‘pindah ke lain hati’. sementara itu, suara mengambang (swing voters) mencapai 16,3%. Total, sebanyak 32,2% pemilih masih galau menentukan sikapnya.
“Sementara selisih kemenangan dua calon presiden hanya 6,3% saja. Siapa yang menang dan kalah dalam pemilu presiden adalah pasangan yang paling berhasil memenangkan hati dan fikiran 32,2% pemilih galau ini,”kata peneliti LSI Fitri Hari, di Kantor LSI, Jakarta (26/6/2014).
LSI menunjukkan rekam elektabilitas kedua kandidat yang semakin dekat. Pada survei September 2013, Jokowi memimpin 50,30% berbanding 11,10% untuk Prabowo (selisih 38%). Pada Maret 2014 Jokowi memperoleh 46,30% suara, sedangkan Prabowo mendekat di angka 22,10% (selisih 24%). Kedua survei ini dilakukan sebelum Jokowi dan Prabowo menentukan wakil presiden yang mendampingi mereka.
Sementara itu, hasil survei yang keduanya telah menggandeng wakil presiden menghasilkan 35,42% untuk Jokowi, 22,75% untuk Prabowo pada bulan Mei 2014 (selisih 13%). Sedangkan survei terakhir pada Juni 2014, jarak keduanya makin sedikit dengan Jokowi meraih 45%, sedangkan Prabowo 38,7% (selisih 6%).
Melihat tren tersebut, LSI memperkirakan selisih antar kandidat akan berada di bawah 5% dalam 13 hari terakhir ini.
“Membaca tren pertumbuhan dukungan capres-cawapres, sangat mungkin selisih kemenangan hanya dibawah 5% saja. Jika Jokowi tetap menang atau jika Jokowi dilewati Prabowo, selisihnya antara 51-53% versus 47-49%,”katanya.
Survei ini dilakukan pada 1-9 Juni dan melibatkan 2400 pemilih di 33 Provinsi. Metode survei merupakan wawancara tatap muka dengan menggunakan multistage random sampling. Adapun margin of error survei ini mencapai 2%.