"Ada statement saya yang dimuat tak lengkap oleh TV swasta sehingga menjadi tak utuh dan memberi kesan seakan-akan saya menyatakan Jokowi sudah menang pilpres dan Prabowo kalah," sebut Mahfud MD seperti dilansir Liputan6, Senin (21/7/2014).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Mahfud MD menjelaskan saat itu dia ditanya soal persiapan Tim Prabowo-Hatta menghadapi penetapan KPU 22 Juli mendatang. ”Saya menjawab 'timkamnas biasa-biasa saja, menunggu keputusan KPU dan tidak mengerahkan massa'," katanya.
Mahfud MD lantas melanjutkan dengan menjawab gerakan timkamnas setelah 22 Juli 2014 tergantung keputusan KPU. Dalam kesempatan ini Mahfud MD juga mengaku masih percaya Prabowo-Hatta menang berdasar data yang mereka punya. "Tapi kalau ternyata Jokowi yang menang maka saya tentu harus menerimanya secara fair," katanya.
"Saya akan menyampaikan kepada Prabowo-Hatta bahwa saya gagal mengantar Prabowo menang. Terlepas dari soal menang atau kalah tanggal 22 Juli itu saya akan mengembalikan mandat karena Timkamnas itu memang hanya sampai keluarnya keputusan KPU," katanya.
Lebih lanjut, pria yang sempat digadang menjadi capres Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini juga mengatakan timkamnas tidak akan ikut jika ada proses hukum ke MK. Mahfud menyesalkan Metro TV telah memotong pernyataanya sehingga terkesan menyatakan Prabowo-Hatta sudah kalah.
"Itulah yang saya katakan kepada Metro TV, Kompas TV, dan Trans 7. Tapi Metro TV mengambil bagian-bagian tertentu yang memberi kesan seakan-akan saya mengatakan Prabowo-Hatta sudah kalah," tandas Mahfud.
Sebelumnya beredar video di Youtube berjudul Mahfud MD-Saya Gagal Memenangkan Prabowo, tidak Perlu Pemilu Ulang dan diunggah oleh akun Beby Channel. Video serupa diunggah akun Berita Terbaru, Minggu (20/7/2014).
Dalam video itu, Mahfud MD menyatakan bahwa dirinya sudah tidak berhasil memenangkan Prabowo Subianto dan pemungutan suara ulang atas adanya kecurangan tidak perlu dilakukan lagi.