Penguatan komitmen bersama dilakukan dalam aksi peringatan Hari Antikorupsi Sedunia yang berlangsung di Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Petinggi KPK bersama tokoh masyarakat serentak menabuh lesung sebagai simbol mulainya perang terhadap korupsi. Ada juga yang memainkan othok-othok, sebuah permainan anak-anak yang menimbulkan bunyi seperti namanya.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Ketua KPK Abraham Samad mengemukakan kini saatnya memulai pemberantasan korupsi di era baru. "Tema yang kami angkat dalam momentum kali ini sangat filosofis Tegakkan Integritas. Makna itu penuh filosofis," papar Abraham.
Abraham menekankan tindakan pencegahan dalam pemberantasan korupsi setelah ini. Menurut dia, tindakan represif justru bukan menjadi solusi efektif memutus rantai budaya korupsi. "Pada masa lalu hanya penindakan represif dan tidak mengutamakan tindakan pencegahan. Hasilnya tidak menggembirakan," ucapnya.
Transparansi dan akuntabilitas menjadi salah satu kunci terhadap keberhasilan deklarasi ini. "KPK ingin menuntun seluruh pejabat agar bisa menjalankan fungsinya. Sehingga mereka yg berintegritas baik, moral baik tidak terjebak dalam budaya korupsi," imbuhnya.
KPK juga punya pesan penting, yakni masyarakat jangan lagi menyanjung para koruptor, walaupun koruptor itu rata-rata sebelumnya adalah orang yang dihormati dan memiliki jabatan strategis di negeri ini.
"?Perlu diingat, jangan beri ruang lagi untuk korupsi, jangan sanjung lagi koruptor, jangan terima pencucian uangnya dan hati-hati dengan perlawanan mereka baik yang tampak maupun yang terselubung," kata Wakil Ketua KPK, Zulkarnain.
Rusak Kemanusiaan Komisioner lain KPK Bambang Widjojanto juga memiliki pesan penting terkait pemberantasan korupsi di negeri ini. Bambang menjelaskan, korupsi bukan lagi soal mencuri uang rakyat, tapi korupsi juga telah? merusak harkat kemanusiaan, keadilan dan perwujudan peradaban.
"?Semoga presiden dan pemerintahan baru mempunyai tekad yang kuat, komitmen yang tegas dan spirit yang dahsyat untuk mewujudkan marwah dan amanat konstitusi. Cukup sudah 79 tahun lamanya rakyat menjadi obyek kekuasaan dan diperdayakan oleh kepentingan sempit kekuasaan," imbuh Bambang.
Dalam kesempatan yang sama, KPK juga meluncurkan aplikasi Siap Beraksi. Bambang Widjojanto, menuturkan aplikasi tersebut merupakan upaya pemberantasan korupsi oleh KPK dengan memanfaatkan teknologi informasi. (JIBI/Solopos/Detik)