news
Langganan

Harga Rokok Naik, Jumlah Perokok Malah Meningkat - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Jibi Solopos Newswire  - Espos.id News  -  Rabu, 28 September 2016 - 12:00 WIB

ESPOS.ID - Ilustrasi Rokok (Liputan6.com)

Kenaikan harga rokok malah membuat jumlah perokok meningkat.

Esposin, JAKARTA — Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LDFEBUI) mengungkap perkembangan rokok di Indonesia yang sangat mencemaskan.

Advertisement

Saat ini perokok laki-laki dewasa meningkat dari 53% menjadi 66%. Sedangkan tingkat perokok perempuan cukup drastis peningkatannya dari 1,7% menjadi 6,7%. Dari data tersebut ternyata ada hal menarik.

Berdasarkan data LBFEBUI yang dikutip Esposin dari Okezone, Selasa (27/9/2016), hal menarik tersebut adalah kenaikan harga rokok tidak memengaruhi penurunan jumlah konsumsi perokok di Indonesia. Baca juga: Harga Rokok Naik, Jumlah Perokok Anak-Anak Bisa Turun.

Dalam sepuluh tahun terakhir, nilai nominal harga rokok meningkat dua kali lipat dari Rp2.955 menjadi Rp6.023. Namun, bila dihitung dengan menggunakan relative income pricing (RIP) kenaikan harga rokok justru terjangkau oleh masyarakat.

Advertisement

Alhasil, menurut data dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu) produksi rokok meningkat drastis dari 222,7 miliar menjadi 348 miliar pada 2015 atau melonjak 57% selama 10 tahun terakhir.

Beiringan dengan peningkatan konsumsi dan produksi rokok, prevalensi penyakit hipertensi dan stroke semakin meningkat. Prevelensi hipertensi di Indonesia meningkat 7,6% menjadi 9,5%, sementara prevelensi stroke meningkat 8,3% menjadi 12,1%.

Dampak Buruk Perokok Aktif

Advertisement

Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, Firman Rahmatullah, mengatakan perokok aktif memiliki resiko terkena penyakit gagal jantung. “Kami minta masyarakat agar membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok,” kata Firman, seperti dikutip Esposin dari Antara, Selasa.

Selama ini, angka kematian di Indonesia tertinggi adalah penyakit jantung dan stroke, sehingga masyarakat dapat menghindari budaya merokok.  Saat ini, semua perusahaan cukai rokok memasang gambar tengkorak, bahkan merokok membunuh pada setiap bungkus rokok.

Sebab, rokok itu mengandung zat berbahaya baik perokok dan perokok pasif yang terkena asap di sekitarnya. Karena itu, pihaknya berharap warga yang sebelumnya perokok aktif maka dapat dihindari dengan tidak merokok.

Perokok juga menimbulkan resiko berbagai penyakit tidak menular, seperti gagal jantung dan stroke serta diabetes. “Kami minta warga membiasakan pola hidup sehat dengan tidak merokok itu,” katanya. Baca jugaDampak Buruk dan Baik Kenaikan Harga Rokok.

Penyebaran penyakit jantung disebabkan oleh dampak pembangunan yang mengubah pola hidup menjadi lebih tidak sehat diantaranya perokok itu. “Kita terus mengoptimalkan pelayanan agar penderita jantung bisa kembali hidup sehat,” ujarnya.

Advertisement
Haryo Prabancono - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif