Jakarta--Dalam lima tahun terakhir, Indonesia hanya mempunyai lima persen tutupan terumbu karang yang berada dalam kondisi sangat sehat dan jumlah ini memperlihatkan kecenderungan penurunan.
"Kita hanya memiliki 2,54 juta hektar hutan mangrove yang berada dalam kondisi yang baik atau sama dengan 27 persen dari total luasan mangrove di Indonesia," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi pada Workshop Nasional Laut Pengendali Perubahan Iklim, Peran Laut Dalam Mereduksi Percepatan Proses Pemanasan Global, di Bogor, Selasa (4/8).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Menurut Freddy, curah hujan yang meningkat dan aktivitas di daratan yang tidak terkendali menghasilkan pencemaran (land-based pollution) juga telah memberikan kontribusi bagi peningkatan bioerosi.
Sumberdaya laut kita berada pada situasi yang kritis dan terancam. Pada beberapa wilayah dunia, perubahan iklim telah mempercepat kehancuran tersebut.
"Banyak kekhawatiran bahwa proses yang menyebabkan perubahan iklim tersebut adalah di luar kendali sehingga mengakibatkan penurunan sumberdaya dan meningkatkan kompetisi dari sumberdaya yang tertinggal," katanya.
Padahal ekosistem terumbu karang secara khusus berperan penting terkait dengan mata pencaharian masyarakat pesisir melalui perikanan dan pariwisata.
Sementara itu, dalam satu kesatuan terumbu karang bersama-sama dengan lamun dan hutan mangrove, berperan besar dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan membantu mencegah abrasi pantai.
"Ini telah terbukti pada Desember 2004 mampu mengurangi kekuatan gelombang tsunami yang menghantam Samudera Hindia dan beberapa negara di kawasan Asia," katanya.
Namun kenaikan muka air laut juga telah mengakibatkan dampak lebih jauh pada terumbu karang.
Ditengarai bahwa muka air laut yang meningkat lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan terumbu karang, akan memberikan dampak negatif bagi terumbu karang sehingga fungsi penting tadi dapat hilang.
ant/fid