SLEMAN—Pemerintah Pusat menilai Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di seluruh Indonesia gagal akibat terkendala Sumber Daya Manusia (SDM). Di Kabupaten Sleman, kendala itupun dirasakan karena guru lulusan Program Sarjana Strata 2 (S-2) jumlahnya masih minim.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Asekda II Kabupaten Sleman, Suyamsih mengatakan, guru lulusan S-2 menjadi syarat mutlak mengajar di RSBI. Tetapi guru enggan mengeluarkan biaya untuk menempuh pendidikan dengan biaya mahal ini sehingga guru belum memadai untuk mengajar di RSBI.
"Guru enggan melanjutkan S-2 karena biayanya tidak murah," katanya di sela-sela kegiatan Outbond Pejabat Pemkab Sleman di Srowolan Purwobinangun Pakem, Jumat (6/1).
Untuk meningkatkan kemampuan, kata dia, para guru semestinya proaktif mencari bea siswa jika tidak ingin mengeluarkan dana sendiri. Karena pemerintah Kabupaten Sleman tidak memberikan alokasi anggaran pendidikan guru ke jenjang S-2.
Anggaran untuk RSBI yang ada hanyalah dari APBN kepada sekolah-seokah RSBI. Seperti SD mendapatkan kucuran dana Rp200 juta per tahun, SMP sampai Rp800 juta per tahun sedangkan SMA/SMK mencapai Rp300-Rp 500 juta per tahun.
Beberapa sekolah RSBI di Sleman adalah SMA N 1 Sleman dan SMA Kalasan, SMP N 1 Sleman dan SMP N 4 Pakem, SD Percobaan 3 dan SD Model.(Harian Jogja/Akhirul Anwar)