Saat ini, hujan abu vulkanik telah mencapai Berastagi dan mengancam tanaman buah dan sayur milik petani jika berlangsung lebih lama. Bidar Alamsyah, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sumut, mengatakan sentra produksi sayur dan buah salah satunya berada di Kecamatan Namantran, Karo, tepat dalam radius 3 km dari Gunung Sinabung.
Menurutnya beberapa wilayah di Kabupaten Karo sudah panen. Namun, sebagian lainnya masih belum memanen buah dan sayuran. Dia memastikan pasokan dari Kecamatan Namantran seperti cabai, kentang, kubis, sawi putih maupun kol, hingga saat ini masih stabil. "Tapi nanti ada beberapa sayur yang tidak ada disana, pasca-erupsi pasti akan naik karena pasokan akan berkurang," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (17/9/2013).
Aktivitas vulkanik di Gunung Sinabung, sambungnya, kembali meningkat dan membuat warga di 11 desa yang ada di kaki Gunung Sinabung tidak diperbolehkan kembali ke ladang. Bila aktivitas erupsi tersebut terus berlangsung, dipastikan pasokan sayur dan buah asal Berastagi akan berkurang. "Sampai sekarang pasokan masih stabil, harga sekarang belum naik. Kecuali cabai rawit dan bawang merah, tetapi masih dalam batas normal," tegasnya.
Sentra produksi sayuran Kabupaten Karo terdapat di 4 kecamatan yakni di Namanteran, Simpang Empat, Payung, dan Tiganderket. Sayuran yang banyak ditanam petani di 4 kecamatan tersebut antara lain sawi, bayam, kol, cabai, kentang dan lain-lainnya.
Warga di 11 desa di kaki Gunung Sinabung telah diungsikan. Desa-desa tersebut antara lain Bekerah, Simacem dan Suka Meriah. Kemudian dilanjutkan dengan Desa Gurukinayan, Sukanalu, Sigarang-Garang, Kuta Gugung, Kuta Rakyat, Gung Pinto dan Berastepu.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan pengungsi letusan Gunung Sinabung di Kabupaten Karo hingga Senin (16/9/2013) pukul 16.00 WIB mencapai 6.259 jiwa.