Semarang (Espos)--Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo meminta masyarakat yang selama ini tinggal di bantaran sungai Bengawan Solo sepanjang 620 km agar bersedia direlokasi.
"Saya pekan depan bercana mengunjungi warga di bantaran sungai Bengawan Solo dan meminta secara langsung agar bersedia direlokasi ke tempat lain yang lebih aman," katanya kepada wartawan di Kantor Gubernur Jl Pahlawan, Kota Semarang, Senin (28/9).
Promosi 3 Tahun Holding UMi BRI, Layani 176 Juta Nasabah Simpanan dan 36,1 Juta Debitur
Untuk lokasi relokasi warga tersebut, sambung Gubernur diserahkan sepenuhnya kepada Walikota Solo yang mengetahui kondisi wilayahnya, sehingga bisa memberikan tempat pengganti cocok.
Menurut Bibit, relokasi warga bantara sungai Bengawan Solo merupakan salah satu cara paling memungkinkan untuk dilakukan dalam upaya mengantisipasi terjadinya korban banjir pada musim penghujan.
Pasalnya kawasan di sungai Bengawan Solo selama ini selalu menjadi langganan banjir.
"Memang ada cara lain, namun resikonya lebih besar yakni dengan membangun bendungan di hilir sungai Bengawan Solo di wilayah Cepu," ujar mantan Pangdam IV/Diponegoro ini.
Hanya saja, sambung Bibit pembangunan bendungan membutuhkan luas genangan air yang cukup besar, sehingga memakan lahan dan sawah milik warga sekitar.
Diperkirakan pembangunan bendungan tersebut akan menyebabkan sekitar 80.000 warga Cepu terpaksa harus dipindahkan ke tempat lain.
oto