news
Langganan

Gila! Terdakwa Herry Wirawan Punya Ruang Khusus untuk Menodai Santrinya - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Abu Nadzib  - Espos.id News  -  Senin, 13 Desember 2021 - 17:13 WIB

ESPOS.ID - Herry Wirawan, guru cabul yang memperkosa belasan santri di Bandung. (Istimewa/Okezone.com)

Esposin, GARUT — Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Perempuan dan Anak (P2PTA) Kabupaten Garut Diah Kurniasari mengungkap kebejatan perilaku Herry Wirawan, pengelola sekolah berasrama di Bandung, Jawa Barat yang memperkosa belasan santrinya hingga melahirkan sembilan anak.

Menurut Diah, Herry yang kini sudah berstatus terdakwa mempunyai ruang khusus yang dipakai untuk menodai murid-muridnya.

Advertisement

"Berdasarkan penuturan para korban yang saya dampingi, pelaku mempunyai kamar khusus. Mereka ini kan masih anak-anak ya, jadi ketika didekati dirayu mau langsung dibawa ke kamar itu. Jadi tergantung mood pelaku, mau pakai anak yang mana," ujar Diah seperti dikutip Esposin dari kanal Youtube TVone, Senin (13/12/2021).

Diah mengaku merinding saat mendengarkan cerita dari para korban yang ia dampingi. Menurutnya, dari 13 korban yang ada di berita acara pemeriksaan (BAP) polisi, 10 di antaranya berasal dari Garut yang lantas ia dampingi.

Advertisement

Diah mengaku merinding saat mendengarkan cerita dari para korban yang ia dampingi. Menurutnya, dari 13 korban yang ada di berita acara pemeriksaan (BAP) polisi, 10 di antaranya berasal dari Garut yang lantas ia dampingi.

"Merinding saya kalau ingat cerita-cerita mereka selama di sana diperlakukan oleh pelaku,” katanya.

Baca Juga: Kelakuan Ustaz Cabul Bandung Sudah Buruk Sejak Masih Nyantri 

Advertisement

Ruang tersebut merupakan rumah terpisah dari tempat tinggal santriwati yang lain. Ruang difungsikan untuk korban yang baru melahirkan hingga kondisi fisiknya kembali pulih.

Diceritakan Diah, karena berada di asrama yang sama para korban ini saling mengenal satu sama lain. Bahkan beberapa dari mereka merupakan kerabat dan tetangga.

"Jadi mereka ini sering berkomunikasi saat di asrama. Mereka tahu nasib masing-masing. Tapi sejak awal tidak berani karena masih di lingkungan itu, mendapat tekanan dan ancaman. Mereka masih anak-anak, tidak tahu bagaimana harus keluar dari permasalahan mereka," katanya.

Advertisement

Sekolah berasrama yang dikelola pelaku sangat tertutup. Diah mengungkapkan, untuk bisa mengunjungi anak-anak mereka, para orang tua harus jauh-jauh hari menginformasikan ke pihak asrama.

"Mereka susah dikunjungi keluarga, kalau mau mengunjungi harus jauh-jauh hari ngomong. Saat berkunjung orang tua tidak masuk ke asrama, hanya ngobrol terus pulang," katanya.

Baca Juga: Cabuli Belasan Santri, Guru Ngaji Janjikan Korban Jadi Polwan 

Advertisement

Meski perbuatan bejat itu dilakukan sejak 2016, kasus baru terungkap pada tahun ini. Menurut Diah, terungkapnya kasus itu karena salah satu orang tua curiga dengan perubahan fisik dan perilaku anaknya.

"Pertama terbuka karena anak-anak sedang pulang karena Lebaran. Ada seorang ibu lihat perubahan anaknya, diam dan badannya beda. Tiga hari tidak mau keluar kamar. Setelah dirayu ditanyakan, akhirnya berterus terang sedang hamil. Korban bilang bukan hanya dia, ada teman-temannya yang bahkan sudah punya anak. Dari situ aparat desa langsung melapor ke Polda Jawa Barat," katanya.

Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas menyerukan hukuman mati bagi Herry Wirawan, pelaku perkosaan terhadap belasan santrinya. "Kalau dalam perspektif agama Islam ya dihukum mati, dirajam, karena dia sudah punya istri. Tapi kan ini bukan negara Islam jadi ya diserahkan ke hukum yang berlaku. Karena di sini memungkinkan hukuman mati ya harus seberat-beratnya," ujarnya.

Advertisement
Abu Nadzib - Jurnalis Solopos Media Group, menulis konten di media cetak dan media online.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif