Mantan Dirut Garuda Indonesia, Robby Djohan meninggal dunia dalam usia 78 tahun. Banyak kenangannya di kota Jogjakarta. Ketika memimpin Garuda, Indonesia tengah dilanda krisis, namun tetap banyak penerbangan Garuda ke kota Gudeg Ini.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Harianjogja.com, JOGJAKARTA – Mantan Dirut Garuda Indonesia, Robby Djohan meninggal dunia dalam usia 78 tahun, Jumat (13/5/2016) di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta, pada pukul 14.39 WIB di RS Puri Cinere. Banyak kenangannya di kota Jogjakarta. Ketika memimpin Garuda, Indonesia tengah dilanda krisis, namun tetap banyak penerbangan Garuda ke kota Gudeg Ini.
Saya terakhir bertemudengan almarhum pada Februari 2015 ketika wisuda sekolah pilot miliknya, Bali International Flight Academy. Ia berpesan kepada para pilot muda agar makin profesional sehingga dunia penerbangan Indonesia makin baik dan memiliki reputasi internasional.
Di lingkungan Bisnis Indonesia Group, Robby dikenal sebagai pengusaha dan profesional yang banyak memberikan masukan bagi perkebangan industri media massa. Ketiga kelompok usaha media ini menggelar turnamen golf, misalnya, Robby termasuk yang paling sering ikut merumput. Dalam seminar ekonomi dan perbankan,Robby kerap menjadi pembicara.
Robby Djohan --kelahiran Semarang, 1 Agustus 1938— selain mantan direktur utama Garuda Indonesia , dosen Pascasarjana Universitas Indonesia. Pada masa mudanya, ia pernah menjadi aktor, salah satunya dalam film Djuara Sepatu Roda pada 1958.
Mantan Dirut Bank Mandiri dan Bank Niaga ini memiliki karakter cenderung bebas dengan tendensi urakan, slebor atau cuek ini dilahirkan dikaruniai tiga putri (Indira Purwita, Sandra Praditya, Irma Damayanti) buah kasih dengan isteri Nanan Hadiretna.
Anggota World Economi Forum berbintang Leo dengan shio Macan ini berasal dari keluarga berlatar belakang aneka macam. Ibunya keturunan Indo-Belanda beragama Katolik. Ayah orang Pontianak masih keturunan Arab dari pihak nenek, beragama Islam dan pernah bekerja di duane di Semarang, Medan, kemudian Singapura.
Robby Djohan (Rodjo) adalah bankir legendaris dengan jam terbang lebih dari 30 tahun. Kehebatan Rodjo sebagai corporate leader terbukti sejak dia berhasil membesarkan Bank Niaga kemudian sukses memimpin krisis di Garuda Indonesia dan Bank Mandiri. Tapi, kehebatan lain yang dimilikinya adalah mengkader orang, dan salah satu hasilnya saat ini lebih dari 150 orang yang pernah dididiknya menduduki posisi CEO dan Wakil CEO di berbagai perusahaan.
Menurut Rodjo, menyiapkan leaders sangat penting, karena kemajuan perusahaan tergantung dari leadership seorang CEO dan saat ini dunia korporasi Indonesia mengalami scarcity of leaders.