Esposin, JAKARTA -- Pihak kepolisian hingga kini masih terus menelusuri terkait beredarnya gambar palu arit berwarna merah di salah satu tempat di Pamekasan, Jawa Timur. Hingga kini, polisi belum mengetahui siapa dalang dibalik pengecatan sejumlah tiang maupun tembok dan sejumlah titik lainnya dengan gambar palu arit berwarna merah.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Munculnya simbol yang dikenal sebagai lambang partai komunis itu diduga untuk provokasi. "Itu masih diselidiki terus yah oleh petugas kepolisian di sana, masih terus dilakukan penyelidikan asal usul dari gambar-gambar itu," ujar Kadiv Humas Polri Irjen Pol Boy Rafli Amar di Mapolda Metro Jaya, Jumat (10/2/2017).
Namun, menurut Boy, sama seperti beberapa kasus lain seperti pengiriman puluhan e-KTP palsu yang "diimpor" dari Kamboja, hal-hal ini diduga sengaja dilakukan oleh pihak-pihak tertentu untuk memprovokasi.
Seperti diketahui, beberapa waktu lalu, pihak Bea Cukai Soekarno Hatta menemukan sebuah paket berisikan sejumlah KTP, kartu ATM, NPWP, dan buku tabungan yang dikirim dari Kamboja, dalam sebuah operasi rutin.
"Memprovokasi, sangat diduga kuat gambar-gambar tersebut memprovokasi termasuk berbagai informasi. Informasi seperti apa, informasi yang kaitannya misalkan KTP ganda, ada pengiriman KTP dari luar negeri, seperti itu. Semuanya dapat dipastikan keinginan memprovokasi situasi yang ada," ungkap Boy.
Sama seperti tindakan penggambaran palu arit di Jawa Timur, polisi saat ini masih berusaha untuk menyelidiki siapa pengirim dan penerima paket berisi 36 lembar KTP itu. Dia pun mengimbau masyarakat agar berhati-hati dan tidak terprovokasi.
"Sedang diselidiki. Tapi ya memang masyarakat ya perlu waspada. Jadi, menjelang Pilkada ini ada hal-hal yang sifatnya sengaja digulirkan. Intinya sebenarnya ingin menimbulkan keresahan, menimbulkan ketidak percayaan terhadap penyelenggara pemilu," pungkasnya.