Esposin, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Gerindra Desmond J. Mahesa menganggap spanduk "Selamat datang Presiden Megawati" di Busan, Korea Selatan, merupakan simbol bahwa Ketua Umum PDIP itu lebih berkuasa ketimbang Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Atau, kata Desmond, putri Presiden Soekarno itu masih merasa menjadi Presiden Indonesia. Hal itu juga ditegaskan dengan omongan Megawati di Kongres PDIP beberapa waktu lalu.
"Itu simbolisasi bahwa Megawati lebih berkuasa ketimbang Jokowi atau ini memang mereka paham bahwa psikologis Megawati merasa dia sebagai Presiden. Seperti pidato dia di PDIP dulu, bahwa dia merasa sepeti Presiden," ungkap Desmond di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10/2015), seperti dikutip Esposin dari Okezone.
Wakil Ketua Komisi III DPR itu menduga tulisan itu adalah ide warga di Korsel untuk menyenangkan hati Megawati yang masih merasa sebagai Presiden Indonesia tersebut.
"Megawati kan lihat pidato dia ngerasa presiden terus. Nah, inilah psikologis yang dipahami masyarakat Korea. Mungkin dia ingin menyenangkan hati megawati. Kalau menyenangkan hati orang kan pahala," sindirnya.
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu menganggap, tak ada masalah dengan tulisan spanduk yang jadi pembicaraan hangat netizen tersebut. "Jadi enggak ada yang salah itu," jawab Masinton di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (13/10/2015).
Anggota Komisi III DPR RI itu berkilah, tidak tertulis dalam Undang-Undang tentang istilah mantan Presiden. Yang ada, kata Masinton adalah Presiden diikuti dengan urutannya menjabat. "Dalam undang-undang kita tidak dikenal mantan Presiden, yang ada adalah Presiden pertama, Presiden ke-2, Presiden ke-3, dan seterusnya," jawabnya.