news
Langganan

F Djoko Poerwoko, wong Klaten mantan Pangkohanudnas meninggal dunia - Espos Indonesia dari Solo untuk Indonesia

by Redaksi  - Espos.id News  -  Rabu, 10 Agustus 2011 - 17:06 WIB

ESPOS.ID - F Djoko Poerwoko

Jakarta (Esposin) - Mantan Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional (Pangkohanudnas) Marsekal Muda TNI F Djoko Poerwoko meninggal dunia saat melakukan kunjungan ke Brazil, Selasa (9/8/2011) malam waktu setempat. Informasi dari pihak keluarga, di Jakarta, Rabu mengatakan mantan Komandan Pangkalan Udara Iswahjudi itu meninggal sekitar pukul 22.30 waktu setempat.

Djoko Poerwoko berada di Brazil untuk meninjau pabrik pesawat latih tempur Super Tucano yang akan dibeli Indonesia. Saat peninjauan itu, almarhum mengalami serangan jantung dan langsung dibawa ke rumah sakit dan sempat mendapat perawatan medis.
Advertisement

Djoko Poerwoko lahir di Klaten, Jawa Tengah, 9 September 1950, sebagai anak ketiga dari sepuluh bersaudara. Ia tumbuh dan besar di Delanggu, kota kecamatan yang sibuk di jalur Solo-Jogja. Salah satu kakaknya adalah wartawan senior Harian Kompas, Julius Pour. Setelah lulus SMA St Yosef Solo, ia masuk Akabri Udara tahun 1970 dan lulus 1973. Pendidikannya dilanjutkan di Sekolah Penerbang dan lulus tahun 1975 sebagai penerbang tempur.

Pesawat pertama yang dipegangnya adalah pesawat latih T-33, lalu F-86 Sabre. Saat mengawaki Sabre ini Djoko ikut menjadi anggota tim aerobatik pertama TNI AU, Spirit 78. Djoko lantas menjadi salah satu penerbang pertama yang mengikuti pendidikan untuk menerbangkan pesawat tempur A-4 Skyhawk yang dibeli melalui operasi rahasia dari Israel. Dari 4.000 jam terbangnya sebagai pilot tempur, 2.500 jam di antaranya dicapai di kokpit Skyhawk.

Karirnya pun beranjak naik. Selain sempat menjadi komandan sejumlah pangkalan TNI AU, dirinya akhirnya pensiun dengan jabatan terakhir sebagai Pangkohanudnas. Di masa pensiunnya, Djoko lantas lebih dikenal sebagai penulis yang produktif. Selain menjadi salah satu penulis tetap di majalah kedirgantaraan Angkasa, dia juga menulis banyak buku seperti Perjalanan dan Pengabdian Skadron Udara 11, My Home My Base, Great Airmen serta otobiografi Menari Di Angkasa: Anak Kampung Menjadi Penerbang Tempur.

Advertisement

JIBI/SOLOPOS/Ant/bas

Advertisement
Advertisement
R. Bambang Aris Sasangka - journalist, history and military enthusiast, journalist competency assessor and trainer
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif