Kupang-- Proses evakuasi pesawat Merpati F-100 yang mendarat darurat pada Rabu (2/12) malam dari ujung landasan pacu Bandara El Tari Kupang masih terkendala peralatan berat.
Asisten Manajer Operasional PT Angkasa Pura I Bandara El Tari Kupang Zainal Abidin yang dihubungi di Kupang, Kamis (3/12), mengatakan proses evakuasi sudah mencapai 80 persen dan tinggal menunggu alat berat.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
"Saya ada di tempat kejadian (TKP) untuk memantau proses evakuasi. Mudah-mudahan dalam beberapa jam ke depan pesawat bisa dievakuasi dari ujung landasan pacu," katanya.
Ia menegaskan, pihaknya telah memberi kesempatan kepada maskapai penerbangan Merpati Nusantara Airlines (MNA) untuk segera mengevakuasi pesawat hingga pukul 14:00 WITA, tetapi kemungkinan masih diperpanjang hingga petang nanti.
"Kelihatannya masih sulit, tetapi mungkin petang nanti sudah bisa dievakuasi jika sarana peralatan berat sudah tiba," kata Abidin.
Keterangan yang dihimpun di sekitar Bandara El Tari Kupang menyebutkan pesawat Merpati belum bisa dievakuasi karena salah satu bagian sayap patah terkena landasan pacu saat mendarat darurat pada Rabu malam dari Bandara Hassanudin Makassar.
Selain itu, roda kiri dan depan pesawat tertanam dalam lumpur sehingga membutuhkan alat berat untuk mendongkrak roda belakang pesawat.
"Sayap kirinya rusak, roda juga tertanam, belum bisa dikeluarkan sehingga pesawat belum bisa ditarik keluar dari sekitar landasan pacu," kata salah seorang petugas bandara yang mengaku terus membantu proses evakuasi.
Sejauh ini pihak Merpati tidak ada yang bersedia memberikan keterangan tentang penyebab kejadian tersebut. "Semua petugas sedang di bandara untuk mengurus pesawat. Pak bisa langsung ke bandara saja," kata salah seorang petugas di kantor Merpati Kupang.
Sampai berita ini disiarkan, belum ada aktivitas penerbangan di Bandara El Tari Kupang, karena posisi pesawat Merpati yang naas itu berada di ujung landasan pacu sehingga sangat mengganggu manuver penerbangan, baik saat mendarat maupun lepas landas.
ant/isw