by Wahyu Kurniawan Jibi Harian Jogja - Espos.id News - Jumat, 16 Maret 2012 - 16:31 WIB
“Mobil Esemka yang dibuat siswa SMK Solo itu adalah fenomena gunung es, tapi pemerintah kurang menanggapi mobil nasional karya anak bangsa ini,” ujarnya dalam diskusi bertajuk Mobil Nasional vs Mobil Impor di Gedung DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (16/3/2012).
Menurut dia, bukan kali ini saja Indonesia menggagas mobil nasional. Dan, lanjut dia, membuat mobil nasional perlu kepedulian pemerintah, dengan memetakan potensi tenaga ahli yang dimiliki Indonesia itu sendiri. “Jangan melulu memberi peluang bagi industri otomotif asing, karena tenaga yang diserap tidak sedikit. Gaung mobil Esemka harus dimanfaatkan, jangan sampai kesempatan ini diambil oleh Thailand dan Filipina,” ujarnya.
Dasep menambahkan, mobil Esemka sangat berpotensial untuk membuat suatu perubahan dalam dunia otomotif Indonesia. Apalagi bila memang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai maka bukan tidak mungkin akan dapat bersaing di pasar Asia ke depannya. “Yang terpenting bagaimana mengembangkan hal ini menjadi suatu yang lebih besar lagi tentunya dengan dukungan pihak terkait, karena tidak bisa Esemka jalan sendiri, mereka butuh sokongan dari segi manapun,” pungkasnya.