Esposin, MUKOMUKO — Seorang guru di Mukomuko, Provinsi Bengkulu dikeroyok tiga orang, salah satu orang tua siswa, karena menegur peserta didik.
Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko Wisnu Hadi sangat prihatin atas terjadinya penganiayaan itu.
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
"Yang jelas kami merasa prihatin, bagaimana pun niat guru mendidik. Mungkin cara atau pola pendidikan cara keras semestinya tidak harus guru dikeroyok," kata Wisnu Hadi dalam keterangannya sebagaimana dikutip Antara, Minggu (12/12/2021).
Ia menginformasikan, kasus pengeroyokan terjadi pada seorang guru SDN 5 di Desa Pondok Batu oleh tiga orang yang salah satunya wali murid pada Jumat (10/12/2021).
Menurutnya, seharusnya mereka duduk bersama karena guru bertanggung jawab terhadap siswa, setelah siswa masuk sekolah dari pukul 08.00 WIB sampai pulang pukul 14.00 WIB.
Ia menyatakan, seyogyanya guru diberi masukan jika dianggap tidak pas saat mendidik siswa dan bukan dikeroyok saat melakukan kesalahan.
Baca Juga: Memuliakan Guru Itu Wajib, tapi Ingat Ada Adabnya
"Namun seyogyanya dia (orang tua) bersyukur ke guru anaknya ditegur, artinya anaknya salah wajib ditegur. Kalau tidak ditegur pembiaran terhadap anak," katanya.
Untuk ke depannya, menurutnya, supaya kejadian tersebut tidak terulang lagi komite sekolah menyosialisasikan bagaimana tugas dan pokok guru dan tanggung jawab guru terhadap murid.
Kepala Desa Pondok Batu Koko Sasmito membantah melaporkan pelaku pengeroyokan ke polisi. Pihak desa, kata dia, mendampingi baik pelaku maupun korban pengeroyokan ke kantor polisi.
"Kedua belah pihak ini warga desa ini, kami sebatas mendampinginya dan kami akan mencoba memfasilitasi perdamaian kedua belah pihak," ujarnya.