Esposin, SOLO -- Selama kurun waktu sejak kelahiran pada 9 April 1946 hingga sebelum kedatangan DH-115 Vampire, Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI)—kini Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU)—masih mengandalkan banyak pesawat terbang peninggalan Belanda yang diserahkan sesuai persetujuan Konferensei Meja Bundar (KMB) pada akhir 1949.
Untuk mengejar ketertinggalan teknologi ketika pesawat-pesawat bermesin jet sudah banyak digunakan di berbagai angkatan udara negara lain, AURI memutuskan membeli pesawat jet jenis DH-115 Vampire dari Inggris.