SOLO--Sebanyak 400 orang pendamping usaha mikro atau Business development services (BDS) mengikuti pelatihan. Kegiatan itu dihelat Kementerian Koperasi dan UMKM bekerja sama dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dengan tujuan memberi bekal para pelaksana BDS untuk bisa menjalankan tugasnya dengan benar.
Pembukaan pelatihan sendiri dihelat Selasa (27/3/2012) malam di Fave Hotel. Staf Ahli Menteri Koperasi dan UMKM, Muhammad Taufiq, ditemui seusai membuka acara, menegaskan keberadaan pendamping usaha mikro dengan konsep BDS penting untuk memperkuat daya saing usaha mikro tersebut jelang pasar bebas dunia.
Promosi Konsisten Berdayakan UMKM, BRI Jadi Salah Satu BUMN dengan Praktik ESG Terbaik
Dengan pendampingan yang berkesinambungan dan menyeluruh, program ini dipastikan akan mendorong peningkatan produktivitas nasional. Selain itu, semakin banyak cakupan pendampingan BDS, Taufiq yakin hal ini akan mendorong lahirnya wirausaha baru.
“Harapan kami kelak akan mendorong jumlah wirausaha. Idealnya kan 2% atau 3,72 juta wirausaha se-Indonesia, menurut data BPS (Badan Pusat Statistik-red) Agustus 2011. Sekarang baru 1,1 juta, jadi masih kurang banyak,” ungkap Taufiq.
Lebih jauh, agenda pelatihan bertajuk 'Bimbingan dan Konsultasi Peningkatan Standar Kompetensi Konsultan Pendampingan LPB/BDS-P' tersebut dihelat Komenterian Koperas dan UMKM dengan menggandeng UNS.
Menurut Taufiq, UNS didaulat ikut merumuskan konsep BDS sekaligus memberi pelatihan karena pengalaman universitas tersebut dalam memberikan pendampingan pada kalangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
UNS sendiri berencana membangun gedung tiga lantai di kawasan Purwosari yang bakal menjadi pusat konsultasi UMKM sekaligus showroom. Pembantu Rektor (PR) UNS, Widodo Muktiyo, memperkirakan pembangunan gedung tersebut rampung akhir tahun ini.