Dana PSKS disebut Mensos tidak ditabung karena banyak digunakan untuk kegiatan produktif
Harianjogja.com, BANTUL—Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengakui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) yang tidak sesuai target. Meski demikian, dia tak mempersoalkannya.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Seperti diketahui, program bantuan dana kompensasi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) itu ditargetkan pemerintah untuk menjadi simpanan warga miskin. Alhasil, dana bantuan diharapkan tidak diambil seluruhnya saat dicairkan, melainkan ditabung sebagian. Total dana PSKS saat ini sebesar Rp600.000 per keluarga miskin.
Kenyataannya di Bantul, hampir 100% dana PSKS yang terserap tidak ada yang ditabung alias diambil seluruhnya. Menteri Sosial Indar Parawansa menyatakan, tidak masalah dana bantuan itu tidak ditabung selama digunakan untuk kegiatan produktif.
Ia mengklaim, dana tersebut tidak ditabung karena banyak digunakan untuk kegiatan produktif. "Contohnya saya menemui penerima bantuan di Tabanan [Bali] atau di Jogja, dana itu diambil semua karena untuk jualan gorengan," ungkap Khofifah saat mengunjungi acara pendidikan dan pelatihan (Diklat) pekerja sosial dan konselor adiksi korban narkotika dan zat adiktif (napza), di Hotel Ross In, Bantul, Jumat (12/6/2015).
Kendati tidak ditabung, dana tersebut menurutnya digunakan untuk modal usaha sehingga mampu menambah omzet penerima bantuan. "Itu lebih baik dari pada mereka meminjam uang ke rentenir," katanya.
Kepala Kantor Pos Bantul (Lembaga penyalur PSKS) Hiban Hajid sebelumnya menyatakan, pada 2014, sebanyak 95% penerima dana PSKS di Bantul tidak menabung dana yang mereka terima. Padahal pihaknya telah berupaya agar warga menabung sebagian dana bantuan sesuai target pemerintah. "Kebanyakan diambil semuanya," ungkap Hiban Hajid.