Harianjogja.com, JOGJA- Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) memiliki pengaruh pada kenaikan harga kendaraan. Diprediksi, harga mobil akan dinaikkan pada Desember mendatang. Kenaikannya bervariatif tergantung masing-masing Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM).
Kepala Cabang Daihatsu Jalan Solo Jogja Vincentius Allen Budiono mengatakan, kenaikan harga BBM pastinya akan berdampak pada kenaikan harga mobil. Namun, pihaknya memastikan kenaikan tersebut tidak akan terjadi pada bulan ini.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
“Kemungkinan akan ada penyesuaian harga pada Desember mendatang karena ini terkait dengan biaya pengiriman. Kalau tahun depan (2015) harga mobil jelas akan naik,” ujar Allen saat ditemui di kantornya, Kamis (20/11/2014).
Meski terjadi kenaikan harga mobil, Allen optimis penjualan mobil tetap meningkat. Pasalnya, hingga 20 November 2014 ada peningkatan 11 SPK (surat pesanannya).
“Kalau jualannya, masih menunggu hasil finalnya. Sebab, masih ada proses yang harus dilalui,” kata Allen.
Saat ini, sambungnya, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari ATPM di Jakarta. Namun dia memprediksi, penyesuaian harga mobil pada Desember mendatang tidak terlalu besar.
“Estimasi kenaikannya antara 3 sampai persen, tergantung tipenya. Kan hitungannya disesuaikan dengan daya beli masyarakat. Tidak mungkin langsung dinaikkan dalam jumlah besar,” jelas dia.
Hal senada disampaikan General Manager Sumber Baru Mobil Main Dealer Suzuki Gregorius Hendra. Menurutnya, kenaikan harga BBM jelas meningkatkan cost produksi sehingga penyesuaian harga mobil tidak bisa dielakkan. Namun, karena kondisi saat ini dipenghujung tahun dan pasar otomotif mengejar cash flow, maka kenaikannya tidak akan besar.
“Kalau saya perkirakan harga mobil naik sekitar Rp3 juta. Ini disesuaikan dengan kondisi psikologis masyarakat. Kalau harga BBM naik, mereka pasti akan menurunkan konsumsi dulu,” ujar Hendra.
Lantaran kenaikan harga mobil tersebut, dia juga memperkirakan tingkat penjualan mobil akan mengalami penurunan.
“Kalau sesuai kebutuhan, penjualan mobil niaga masih akan stabil meskipun harganya dinaikkan. Tapi yang kemungkinan turun itu mobil passenger, diperkirakan turun sekitar 10 persen,” tutup Hendra.