JAKARTA -- Politisi senior PDIP, Taufiq Kiemas mengatakan meski elektabilitas Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) terus meningkat sebagai capres namun mantan Walikota Solo itu disarankan tidak maju.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Pernyataan Taufiq tersebut disampaikannya menyusul munculnya usulan 7 purnawirawan jenderal kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut Jokowi sebagai salah satu capres 2014 yang potensial. Sebelumnya Taufiq pernah bertemu Jokowi membicarakan soal wacana capres pada Pemilu 2014.
"Masak 3 bulan sudah maju. Nanti dibilang sudah ninggalin Solo, ninggalin Jakarta juga," kata Ketua MPR tersebut. Dia juga mengaku telah mengingatkan kadernya itu agar tidak meninggalkan jabatan sebagai pemimpin Jakarta yang baru menjabat beberapa bulan.
"Jokowi jangan lah, kasihan juga," kata Taufiq. Dia menambahkan bahwa para purnawirawan jenderal tidak berhak mengusung calon presiden seperti Jokowi. Pasalnya, pengusung capres berdasarkan Undang-undang hanya dibolehkan oleh partai politik, ujarnya.
Tujuh mantan perwira tinggi TNI termasuk Luhut Panjaitan, Subagyo HS, Fahrul Rozi, Agus Wijoyo, dan Johny Lumintang sebelumnya mengusulkan enam nama capres kepada Presiden SBY. Keenam capres itu adalah Prabowo Subianto, Jokowi, Megawati Soekarnoputri, Mahfud MD, Jusuf Kalla, dan Aburizal Bakrie.
Sedangkan terkait elektabilitas istrinya, Megawati Sukarnoputri sebagai calon presiden 2014 yang dilaporkan salah satu lembaga survei sebagai yang tertinggi, Taufiq kembali menyarankan Ketua Umum PDIP itu menjadi king maker saja.
"Jangan (jadi capres), sudah tua. Dia (elektabilitas dalam survei) tertinggi, tapi jadi king maker saja," kata Taufiq di Kompleks Parlemen, Senin (18/3/2013). Menurutnya, sebaiknya Mega bersama Presiden SBY menjadi king maker politik di 2014 dan elektabilitas yang tinggi bisa diserahkan kepada orang lain.