Esposin, SLEMAN – Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaann Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida, meyebut terbentuk rekahan di dalam dan tebing kawah Gunung Merapi. Rekahan itu kebanyakan berada di sisi barat-barat laut. Rekahan terbentuk akibat aktivitas Gunung Merapi yang saat ini sedang aktif.
"Rekahan di dalam dan tebing kawah semakin melebar. Saat ini terjadi perubahan morfologi akibat intensifnya guguran dan arah guguran dominan ke arah Kali Senowo dan Lamat (barat) dan Kali Gendol (tenggara)," terangnya seperti dilansir Detik.com, Sabtu (5/12/2020).
KRL Solo-Jogja Bakal Hadir Awal Tahun, Harga Tiketnya Bikin Bahagia
Hanik menambahkan aktivitas Merapi saat ini masih tinggi dan cenderung fluktuatif. Oleh sebab itu pihak BPPTKG masih mempertahankan statuss Merapi ddi Level III atau siaga.
Adapun potensi bahaya saat inni berupa guguran lava, lontaran material vulkanik jika terjadi letusan eksplosif, serta awan panas sejauh maksimal 5 km.
"Status Merapi Siaga. Sementara untuk ancaman bahaya utama berada di Kali Gendol atau pada bukaan kawah. Namun, tidak menutup kemungkinan potensi bahaya ke arah barat-barat laut," pungkasnya.
Tersangka Penembakan Mobil Bos Duniatex Terancam 20 Tahun Penjara
Meski demikian sampai saat ini laju deformasi Merapi cenderung mengalami penurunan. Pada periode 20-26 November tercatat laju deformasi yang diukur dengan electronic distance measurement (EDM) dari PGM Babadan, Magelang total 78 cm.
"Laju deformasi menunjukkan sedikit penurunan. Pada pekan ini EDM total sebesar 74 cm sementara pekan lalu sebesar 78 cm," jelasnya.
Meski demikian migrasi magma ke permukaan Merapi terus terjadi. Hal ini terbukti dengan adanya perubahan morfologi di puncak Merapi karena banyaknya guguran akibat desakan magma.