Bom Sarinah Thamrin dikaitkan dengan sosok Bahrun Naim.
Esposin, SOLO – Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo alias Bahrun Naim kini menjadi sorotan dunia. Soso yang pernah ditangkap Densus 88/Anti-Teror pada 9 November 2010 ini diduga membuat aksi teror untuk membuktikan eksistensinya di Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Bahrun Naim tidak masuk jaringan lama. Interaksi saya dengan mantan-mantan tokoh teroris yang sudah sadar maupun kajian-kajian dengan para anggota Densus dan BNPT, nama dia ini baru muncul," jelas peneliti terorisme yang Sidratahta Muntaha, Jumat (15/1/2016), dikutip Esposin dari Detik.
Bahrum Naim telah diketahui oleh otoritas sejak 2010 dan saat ini diduga berada di Suriah bergabung dengan kelompok yang menyebut diri sebagai Negara Islam ISIS.
Dia seringkali dikaitkan dengan pemimpin Kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Abu Wardah Santoso, yang menyatakan sumpah setia terhadap ISIS.
Naim disebutkan merupakan penghubung utama antara MIT (yang berbasis di Sulawesi) dan ISIS di Timur Tengah.
Sebuah blog yang dipublikasikan dengan menggunakan namanya menggambarkan dirinya sebagai seorang "wartawan lepas" dengan spesialisasi persoalan masyarakat Islam, dengan fokus pada politik, strategi dan intelejen.
Dalam blognya, Bahrunnaim.co, Bahrun merayakan serangan yang dilakukan oleh kelompok terkait ISIS, dan menyemangati dan memberikan nasihat kepada mereka yang telah bersumpah setia pada kelompok itu.
Banyak tulisan di blognya berisi informasi membuat bahan peledak. Agustus lalu dalam sebuah tulisannya dia memuji sebuah upaya serangan di Solo yang disebut sebagai "pelaku tunggal, yang tidak terkait dengan jaringan teroris," untuk bangkit melawan Indonesia.
Dalam tulisan yang diunggah pada 16 November 2015, dia menggambarkan serangan Paris pada 13 November yang menewaskan 130 orang sebagai sangat menakjubkan," dan memuji para pelaku atas kedisiplinan mereka, kecermatan rencana dan kemauan untuk mengorbankan diri mereka.
"Mengapa serangan itu memberikan inspirasi?” Tanya blog itu. "Pertama, jumlah korban yang besar dalam serangan di Paris. Kedua, serangan itu sangat terencana dalam soal target, waktu dan penyelesaian serangan yang berani. Hanya tentara elit yang memilih menggunakan rompi bunuh diri daripada ditangkap ketika tersudut."