Esposin, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian untuk segera menangani kasus pelemparan bom yang dilakukan di Gereja Oikumene, Jl. Cipto Mangkunkusumo, Sengkotek, Samarinda.
Promosi Gaet Vidi Aldiano, BRI Edukasi Masyarakat Hindari Modus Penipuan Lewat Lagu
“Ya tadi saya sudah mendapat laporan dari Kapolri dan saya sudah perintahkan untuk segera ditangani dan dilakukan sebuah penegakan hukum yang tegas, serta mengusut secara tuntas pelakunya,” kata Presiden seusai menghadiri Rapat Pimpinan Nasional [Rapimnas] PAN, Minggu (13/11/2016).
Pada Minggu pagi, sebuah bom molotov dilemparkan dan meledak di depan gereja tersebut pada pukul 10.00 WIB. Ledakan di Gereja Oikumene melukai empat anak-anak, yaitu Intan Olivia, Alvaro Aurelius, 4, Triniti Hutahaya, 3, dan Anita Kristobel Shiotang, 2. Sebagian besar alami luka bakar sekujur tubuh. Para korban kini di rawat di Rumah Sakit (RS) AW SJahranie.
Sementara itu, Kapolri Tito Karnavian mengatakan pelaku pelemparan bom molotov telah ditangkap. Pelaku yang bernama Johanda (J) merupakan narapidana kasus teror bom Puspitek di Serpong. Pelaku juga terkait dengan kasus bom Jakarta 2011. Baca juga: Jejak Pelaku Bom Gereja Oikumene, dari Tobat hingga "Kuasai" Masjid.
Johanda alias Jo bin Muhammad Aceng, sehari-hari berjualan ikan di depan Masjid Al Muhajirin, lokasinya tak jauh dari tempat kejadian ledakan. Warga setempat menuturkan bahwa Johanda tinggal di kawasan itu sejak dirinya mengaku tobat.
“Sudah bertahun-tahun Johanda tinggal di sini [Sengkotek]. Ceritanya dia sudah tobat dan terus diincar warga dengan memperhatikan gerak geriknya. Enggak tahu kita ini, kecolongan [terjadi ledakan], padahal dia baik saja jualan ikan,” kata Sandi Santoso, Ketua RT 003 Sengkotek Minggu (13/11/2016).