Esposin, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB mengimbau masyarakat yang berdomisili di sekitar Gunung Merapi Provinsi Jawa Tengah dan DIY untuk mewaspadai aktivitas gunung tersebut.
Hal itu karena ada potensi terjadinya erupsi. "Diinformasikan dari PVMBG ada dua hari berturut-turut terjadi gempa bumi vulkanik dangkal," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan saat konferensi video yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Aktivitas gempa bumi vulkanik dangkal tersebut merupakan salah satu indikator akan adanya aktivitas atau erupsi Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan DIY itu.
Gunung Merapi Bengkak, Gubernur Ganjar Minta Simulasi Evakuasi
"Tanggal 8 Juli [2020] Gubernur Jawa Tengah langsung turun ke lapangan untuk melihat dan mempersiapkan desa-desa yang ada di KRB III atau daerah yang paling dekat dengan puncak Merapi," ujar dia.
Pemberitahuan dari BNPB kepada dua provinsi tersebut agar mereka memastikan dan memperbaiki jalur evakuasi apabila terjadi hal yang tidak diinginkan.
Api Muncul Lagi Saat Olah TKP Kebakaran Toko Kimia Bratachem Solo
BMKG Minta Masyarakat Diberi Informasi
Ia mengatakan BNPB juga meminta masyarakat di dua daerah tersebut juga harus diberi tahu apa saja yang mesti dilakukan kalau Gunung Merapi erupsi."Yogyakarta juga melakukan hal yang sama. Jadi kalau terjadi apa-apa mereka gampang turunnya dan setiap orang tahu apa yang akan dilakukannya," kata dia.
Bakso Djanda Wonogiri Bakal Buka Cabang di Jakarta Lho, Perantau Tertarik?
Sebelumnya diberitakan Esposin, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo telah mengingatkan masyarakat desa di lereng Gunung Merapi agar waspada. Saat itu, Ganjar menyebut ada penggembungan Merapi sehingga ada potensi erupsi.
Rupanya kedatangan Ganjar tersebut juga berkaitan dengan surat BNPB soal temuan gempa vulkanik dangkal di Gunung Merapi.
"Intinya Merapi perutnya sedang membengkak. Artinya ada gerakan di dalamnya, kemungkinan dari magmanya. Maka posisinya masyarakat tetap waspada. Tetap bekerja tapi tidak boleh di dalam radius 3 km dari puncak Merapi. Itu sudah diketahui perangkat desa dan sukarelawan setempat," kata dia, Rabu (8/7/2020), seperti dikutip Esposin.