Esposin, LARANTUKA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini adanya potensi Tsunami akibat gempa tektonik berkekuatan 7,4 SR di Laut Flores.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan gempa bumi yang terjadi di Laut Flores masuk kategori gempa bumi dangkal yang terjadi akibat adanya aktivitas patahan aktif atau sesar di Laut Flores. Menurutnya, hingga saat ini belum ada laporan kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Dia menjelaskan gempa bumi itu berpotensi munculnya gelombang tsunami dengan tingkat ancaman waspada dengan ketinggian maksimum setengah meter. Ancaman tsunami itu terjadi Flores Timur bagian utara dan Pulau Sika bagian utara dan Pulau Lembata.
Baca Juga: Warga Makassar dan Sekitarnya Rasakan Gempa Bumi di Barat Laut Larantuka NTT
Berdasar hasil monitoring dengan alat pengukur tinggi muka air menunjukkan adanya kenaikan muka air setinggi 7 cm di Stasiun Reo dan Stasiun Marapokot NTT. Namun, setelah lebih dari dua jam, tidak ada kenaikan muka air di daerah itu. Dengan begitu, BMKG mencabut peringatan dini adanya potensi gelombang tsunami.
"Setelah lebih dari dua jam setelah kejadian tidak ada kenaikan muka air, maka peringatan dini tsunami dinyatakan berakhir. Kami mohon Pak Gubernur dan Bupati atau pemda setempat agar bisa disampaikan kepada masyarakat sudah bisa kembali ke tempat masing-masing," ujar Rita dalam jumpa pers yang disiarkan secara livestreaming, Selasa (14/12/2021).
Baca Juga: Gempa Bumi Susulan 2 Kali di Larantuka, Terakhir Tidak Berpotensi Tsunami