Esposin, SOLO - Kalangan pengembang di Solo optimistis bisnis properti yang lesu setelah Lebaran akan kembali bergairah setelah ada kepastian dari Mahkamah Konstitusi (MK) terkait pemilihan presiden (pilpres).
Pemilik PT Tirta Sinangka, Wahyu Adi Dermawan, menyampaikan situasi yang belum pasti setelah pilpres membuat masyarakat masih enggan untuk membeli rumah meski sudah ada revisi harga rumah subsidi dari Rp118 juta menjadi Rp105 juta.
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Oleh karena itu, penjualan rumah rubsidi saat ini cenderung stagnan sedangkan penjualan rumah komersial menurun.
“Kami optimistis pada akhir tahun dan tahun depan, penjualan bagus. Hal ini karena Solo semakin menarik untuk ditinggali, selain kotanya nyaman, saat ini banyak perusahaan dari Jabodetabek yang mengalihkan industri ke Solo dan sekitarnya,” ungkap Wahyu kepada
Wakil Ketua Real Estate Indonesia (REI) Solo ini juga mengutarakan sebagai kota asal presiden terpilih, Joko Widodo (Jokowi), tentu pembangunan akan lebih meningkat dan menarik banyak orang untuk datang ke Solo.
Sementara itu, salah satu Principle Point Property, Indiana Era, menyampaikan sejak awal puasa sudah mulai banyak calon pembeli yang mencari unit, baik untuk rumah baru maupun second.
“Kalau rumah subsidi kurang diminati karena meski harga rendah tapi biaya perawatan mahal. Yang paling laris adalah rumah sederhana dengan harga Rp120 juta-Rp250 juta,” ujarnya.