Esposin, SEMARANG—Lazada, salah satu situs online shop, menargetkan pertumbuhan bisnis online selama satu tahun terakhir mencapai 600% seiring menggeliatnya transaksi e-commerce di Indonesia.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Pertumbuhan bisnis online di negeri ini didukung dengan banyaknya investor domestik menanamkan modal untuk menggarap pasar online yang saat ini digemari oleh semua lapisan masyarakat.
Ryn Hermawan, Senior Vice Presiden Lazada Indonesia, mengatakan saat ini beberapa pelaku ritel besar memanfaatkan bisnis online untuk meraup lebih banyak pembeli. Mereka bekerja sama dengan investor besar untuk meramaikan ceruk pasar yang sekarang digandrungi oleh semua kalangan.
“Prediksinya akan semakin booming sampai 2018. Pertumbuhan dalam setahun 600%. Ke depan, pertumbuhan bisa sampai tiga kali lipat,” ujar Ryn disela-sela acara Forum Bisnis Membangun Kerajaan Bisnis Online di Semarang, Senin (11/5/2015).
Dia mengatakan transaksi jual beli online rerata perhari dari puluhan ribu hingga ratusan ribu. Ditambah dengan program Hari Belanja Online Nasional yang digagas Lazada setiap 12 Desember, ujarnya, transaksi dari bisnis online bisa menembus 100.000-an.
Ryn mengakui respon awal 2014 sebelum peluncuran Hari Belanja Online Nasional hanya diikuti oleh empat perusahaan. Namun, ujarnya, mendekati hari H perusahaan yang bergabung mencapai 90 perusahaan. “Mobile internet sangat tinggi. Masih ada 99% pasar ritel yang tumbuh,” ujarnya.
Pihaknya mengatakan perusahaan besar yang menanamkan modal di Lazada hingga saat ini mencapai 1,5 miliar euro. Besaran dana itu, ujarnya, diperoleh dari perusahan luar negeri dan pemain ritel besar.
Dalam kesempatan itu, CEO Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Johari Zein mengatakan pelaku jasa pengiriman barang menyambut baik pertumbuhan bisnis e-commerce kendati kondisi perekonomian nasional pada kuartal I/2015 hanya 4,7%.
Dia mengatakan target pertumbuhan industri logistik pada tahun ini di atas 50% seiring dengan peningkatan kapasitas. Adapun, nilai transaksi yang terealisasi pada tahun lalu diangka Rp2,7 triliun.
“Tahun ini kita targetkan secara nasional hingga Rp3,1 triliun. Pendapatan dari bisnis online mencapai 50%,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Pos dan Logistik Indonesia (Asperindo) Jawa Tengah Tony Winarno mengatakan bisnis e-commerce pertumbuhan cukup pesat.
Dia mengatakan kontribusi online shop bagi industri logistik sekitar 30%. Dengan bertambahnya bisnis online di Jateng, pihaknya menargetkan kontribusi dari industri jasa pengiriman dan logistik di wilayahnya 40%.
“Semua barang yang dijual online, bisa melalui jasa pengiriman. Semakin online shop tumbuh, industri kami pasti tumbuh. Kita ingin 1 juta pelaku UMKM di Jateng turut memberikan kontribusi signifikan,” ujarnya.
Untuk porsi Jateng, ujarnya, pendapatan bagi jasa pengiriman dalam bisnis online tahun lalu bisa menembus angka Rp800 miliar/ tahun. Nominal itu akan terus bertumbuh seiring dengan pertumbuhan bisnis online sekitar 18%. Adapun nilai pengiriman ekspres dari Jateng keluar negeri bisa menembus US$15 juta pada tahun lalu.
Selaku pelaku jasa pengiriman dan logistik, ujarnya, telah siap baik dari sisi sumber daya manusia (SDM) maupun penerapan teknologi. Oleh sebab itu, pengusaha di bidang ini bisa menyesuaikan perkembangan bisnis online yang saat ini digemari oleh semua kalangan.
“Untuk memastikan pengiriman barang tepat pada tujuan, industri kami dilengkapi dengan teknologi canggih yang jaringannya sudah tersambung atau link dengan perusahaan yang bersangkutan,” paparnya.