Semarang (Espos)--Pihak keluarga Bilqis Anindya Passa, 1,7 bulan, Balita penderita kelainan hati memutuskan melakukan operasi transplantasi hati di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Kota Semarang.
Sementara pemerintah melalui Kementerian Kesehatan menanggung seluruh biaya operasi yang diperkirakan menelan biaya sekitar Rp 1 miliar.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
Bilqis yang digedong ibunya Dewi Farida serta didampingi sejumlah kerabat, Rabu (3/2) tiba di RSUP dr Kariadi guna menjalani obeservasi kondisi kesehatan Balita tersebut.
"Kami memutuskan melakukan operasi di RSUP Dr Kariadi setelah mendapatkan saran dari Menteri Kesehatan, karena sebelumnya telah sukses melakukan operasi transplantasi hati terhadap seorang Balita," ujar Bahrudin Satta, kakek Dewi Farida.
Seperti diketahui sebelumnya RSUP dr Kariadi pada 2006 sukses melakukan operasi cangkok hati pada Ulung Hara Hutama asal Semarang.
Lebih lanjut Bahrudin menjelaskan, penderitaan yang diderita Bilqis bermula sejak tiga hari setelah kelahiran kulit berwarna kuning, sehingga dimasukan dalam inkubator.
Setelah dilakukan pemeriksaan melalui indoskopi diketahui saluran empedu anak kedua dari pasangan Doni Ardianta Tapassa dan Dewi Farida ini tak berfungsi.
Pada hari ke-50, Bilqis menjalani operasi kasai di Rumah Sakit Mitra Keluarga di Jakarta mengangkat empedu yang terkena racun, serta membuatkan saluran baru dari hati ke usus 12 jari.
"Setelah operasi kondisinya tak kunjung membaik, bahkan perutnya tambah membuncit, kulit warna kuning," ujarnya.
Selain itu Bilqis juga mengalami kesulitan makan, sehingga makanan harus direbus terlebih dahulu, kemudian diblender, serta disaring.
"Selama ini 60% hidup Bilqis dihabiskan di rumah sakit. Kami telah menghabiskan biaya Rp 600 juta," katanya.
Sementara Direktur Utama (Dirut) RSUP Dr Kariadi, Hendriani S menyatakan seluruh biaya operasi transplantasi hati Bilqis ditanggung Kementerian Kesehatan.
oto