Esposin, BANDUNG -- Ratusan massa Gerakan Masyarakat Bawah Indonesia (GMBI) mendatangi DPRD Jabar untuk mendesak pemerintah bersikap tegas pada Front Pembela Islam (FPI), Selasa (17/1/2017).
Promosi Agen BRILink Mariyati, Pahlawan Inklusi Keuangan dari Pulau Lae-lae Makassar
Massa yang dipandu mobil komando melakukan longmarch sambil melantunkan selawat dari Monumen Perjuangan Jabar hingga ke Gedung DPRD Jabar. GMBI juga membawa spanduk putih yang rencananya akan memuat cap jempol darah.
Ketua GMBI M. Fauzan Rahmat mengatakan kedatangannya ke DPRD Jabar untuk beraudiensi terkait petisi yang diajukan ormas yang dipimpinnya. "Sampai sekarang tuntutan kita tidak pernah berubah, kita meminta FPI dibubarkan dan ditetapkan sebagai organisasi terlarang," tegasnya.
Pihaknya mengaku mendukung Kapolri, Polri, dan Polda Jabar untuk mengusut tuntas fakta anarkis yang dilakukan oleh FPI, terutama kasus pembakaran dan pencurian atribut GMBI pekan lalu, dan fitnah pada GMBI yang dilakukan sejumlah akun di sosial media. "Kita minta faktanya dibuka, saya mengajak kalau FPI benar ayo laporkan, tapi harus didukung fakta yang benar," paparnya.
Fauzan menuturkan permintaan agar FPI dibubarkan tersebut karena terkait keutuhan NKRI dan ideologi bangsa. Pihaknya bersikap karena FPI saat ini membuat keutuhan NKRI terganggu. "Mereka berkedok Pancasila," cetusnya.
Pihaknya mengaku sudah melaporkan apa yang menurut mereka sebagai fitnah di media sosial ke Polda Jabar. Fauzan mengaku tuduhan di sosial media tentang GMBI sudah sangat keterlaluan. "Saya dituduh pemakai, syiah, GMBI preman, menusuk. Ayo kita buktikan, sebagian sudah dilaporkan seluruh Indonesia melaporkan," katanya. Baca juga: Ini Kisah di Balik Masuknya Kapolda Jabar Sebagai Pembina GMBI.
Demo GMBI sendiri dijaga ketat oleh aparat kepolisian.