Esposin, JAKARTA -- Debit banjir tahunan dari aliran Sungai Ciliwung yang melanda wilayah DKI Jakarta diperkirakan baru akan berkurang drastis pada 2016. Hal itu dikemukakan oleh Staf Khusus Presiden bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief di Jakarta, Senin (20/1/2013).
Dia mengatakan pembangunan infrastruktur Kanal Banjir Timur baru akan selesai pada 2015. Kanal Banjir Timur, ujarnya, didesain untuk membagi beban kiriman aliran air dari hulu Daerah Aliran Sungai Ciliwung dengan kapasitas untuk menampung 350 meter kubik per detik. "Sesuai laporan Kementerian PU, Maret 2015 pembangunan sudetan ini selesai. Jadi, 2016 banjir akan berkurang drastis," ujarnya sebagaimana dirilis laman Sekretariat Kabinet RI.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kanal Banjir Timur, ujar Andi, dibangun untuk mengantisipasi luapan aliran sungai Ciliwung sehingga menyebabkan banjir di Jakarta. Pasalnya, lanjutnya, salah satu persoalan serius yang menjadi penyebab seringnya Jakarta terendam banjir adalah keterbatasan daya tampung kanal eksisting.
Dia mengemukakan daya tampung Kanal Banjir Barat dari Pintu Air Manggarai hanya 290-340 meter kubik per detik. Oleh karena itu, apabila debit air yang tercatat di Bendung Katulampa berkisar antara 275 - 441 meter kubik per detik, maka status Jakarta menjadi Siaga 2. "Jika debit air yang tercatat di atas 441 m kubik per detik, maka status Jakarta adalah SIAGA 1," katanya.
Bendung Katulampa merupakan Sistem peringatan dini banjir Jakarta (Jakarta flood warning system) bagi penduduk Jakarta dan sekitarnya. Lebar keseluruhan Bendung Katulampa mencapai 114 m terdiri atas bendung utama yang memiliki lebar 82 m dan bendung untuk irigasi selebar 32 m.
Status SIAGA 1 dan 2 merupakan peringatan kepada warga penduduk DKI Jakarta yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk bersiap menghadapi luapan genangan dari aliran Sungai Ciliwung.